450 Napi Meriahkan IPA FEST 2018, Salah Satunya OM Swara Bui Binaan Rutan Kelas I Surabaya

0 699

 

Jakarta,LenzaNasional.com – Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen PAS) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) pertama kalinya menyelenggarakan festival kesenian narapidana yang dinamai Indonesia Prison Art Festival 2018 (IPA Fest 2018). IPA Fest 2018 berlangsung selama dua hari sejak Senin (23/4/18) hingga Selasa (24/4/18) di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat.

Kegiatan tersebut mengusung tema “Bhineka Tunggal Ika”. Serta merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Bakti Pemasyarakatan ke-54 yang diselenggarakan sejak 3 April hingga 27 April 2018. Selain itu, Ditjen PAS telah memecahkan rekor dari Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk kegiatan membasuh kaki orang tua secara serentak di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) se-Indonesia dalam acara Family and Society Gathering.

IPA Fest 2018 dibuka langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Wiranto bersama Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly. Sebanyak 450 narapidana dari 52 lembaga permasyarakatan se-Indonesia ikut memeriahkan IPA Fest 2018 ini.

Yasonna Laoly mengatakan, Dalam festival ini, berbagai pertunjukan kesenian modern dan tradisional oleh warga binaan pemasyarakatan (WBP) dipamerkan. Seperti lukisan, fotografi, seni tari, musik, serta sebuah drama musikal berjudul “Merah Putih Narapidana, Kami Berkarya Maka Kami Ada”.

“Ini merupakan pembuktian pembinaan lembaga permasyarakatan bukan jargon semata,” ujar Yosanna Laoly di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Senin, (23/4/18).

Selain itu, kata Yosanna, untuk melancarkan acara ini, Kemenkumham berkerja sama dengan Institut Kesenian Jakarta. IPA Fest juga merupakan ajang untuk membuktikan bahwa keterbatasan dalam rumah tahanan bukan menjadi penghalang untuk berkreativitas.

“Ini merupakan pembinaan terhadap napi, sehingga bisa mengembalikan kepercayaan diri mereka jika nanti sudah kembali ke tengah-tengah masyarakat. Tentu ini juga salah satu wujud dari revolusi mental,” ujar Yasonna.

Sementara itu, Menteri Kordinator Politik Hukum dan Keamanan, Wiranto selaku pembuka IPA Fest menyebutkan, IPA Fest menjadi bukti bahwa lapas merupakan tempat pembinaan, bukan tempat hukuman. Dia juga berharap hal tersebut akan memanusiakan kembali para narapidana.

“Ini sebuah terobosan yang membanggakan, karena belum pernah ada, bahkan di internasional sekali pun,” puji Wiranto.

Selain Talkshow “Kami Berkarya Maka Kami Ada”, Pertunjukan IPA Fest 2018 juga diramaikan penampilan musik dan tari dari sejumlah lapas/rutan. Sebut saja, salah satu grup musik dangdut perwakilan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Timur yakni Orkes Melayu (OM) Swara Bui binaan dari Rutan Klas I Surabaya.

Grup musik besutan Karutan Kelas 1 Surabaya Bambang Hariyanto ini, sukses menyedot perhatian penonton di lokasi Taman Ismail Marzuki. Aksi spektakuler OM Swara Bui seakan menjadi senjata untuk menggiring para penonton terus menyimak acara tersebut hingga usai.

Tak ayal lagi, penampilan Orkes Melayu Rutan Medaeng ini mendapatkan apresiasi yang luar biasa dari para penonton yang hadir. Bahkan seluruh penonton memberikan standing ovation usai Swara Bui bernyanyi.

Selain penampilan OM Swara Bui dari Rutan Kelas I Surabaya dalam gelaran IPA FEST 2018. Acara ini juga diramaikan penampilan musik dan tari dari sejumlah lapas/rutan seluruh Indonesia. Seperti Band Lapas Sukabumi, Band Lapas Cibinong, Tari dan Musik Rutan Samarinda, Band Lapas Narkotika Jakarta, Tari Lapas Perempuan Yogyakarta, serta Musik dan Tari Melayu Lapas Pekanbaru. Adapula showcase spesial dari Lapas Perempuan Jakarta dan Rutan Surakarta.

Pertunjukan IPAFest 2018 tak kalah spesial dari Randai Lapas Payakumbuh, Musik Rutan Wonosobo, Tari Saman Lapas Banda Aceh, Tari Lapas Paledang, Tari Layang-layang kolaborasi LPKA dan Lapas Perempuan Jambi, Marawis Rutan Rangkasbitung, Kolaborasi Tari dan Karawitan Lapas Kerobokan dan Lapas Perempuan Denpasar, serta Band Lapas Tangerang.

Semua penampilan tersebut dapat disaksikan secara gratis alias tidak dipungut biaya. Bisa juga streaming IPA Fest 2018 di YouTube Humas Ditjenpas atau Fanpage Ditjen Pemasyarakatan. Bila lapar atau haus, ada juga festival kuliner yang juga hasil produksi lapas/rutan. (Phank).

Comments
Loading...

This site is protected by wp-copyrightpro.com