Kapolri Memberi Keterangan Soal Korban Aksi Kericuhan 22 Mei Dini Hari

0 505

Jakarta, Lenzanasional – Kapolri Jenderal Tito Karnavian memberikan keterangan soal korban tewas dalam kericuhan dini hari tadi. Dia hanya mendapat informasi yang dia terima dari Kedokteran Kepolisian (Dokpol), para korban tersebut ada 6 korban tewas yang terkena luka tembak dan ada pula yang terkena senjata tumpul.

“Harus kita clearkan di mana dan apa sebabnya. Ingat ada kelompok yang bermain. Ada upaya memprovokasi dan setting itu. Dengan menciptakan martir, lalu menyalahkan aparat, membangun kemarahan publik,” kata Kapolri saat konferensi pers bersama di kantor Menko Polhukam.

Dia menerangkan, ada dua peristiwa yang berbeda dari kejadian semalam. Pertama, peristiwa aksi damai di depan Bawaslu. Kedua, peristiwa kericuhan yang dipicu tindakan anarkis di kawasan Petamburan sehingga berdampak korban tewas. Peristiwa pertama diapresiasi Polri. Sedangkan peristiwa kedua murni tindakan pelanggaran hukum.

“Ini beda. Jangan sampai publik kemudian di framing berpandangan bahwa isu berkembang ada aksi damai, yang kemudian dibubarkan dan langkah represif oleh polisi dibantu aparat TNI. Ini dua segmen berbeda. Segmen pertama aksi damai diakomodir dan selesai baik bahkan sama-sama salat petugas dan peserta aksi. Kedua adalah aksi anarkis oleh kelompok orang menyerang. sengaja ciptakan kerusuhan.”

Tito menegaskan, kelompok yang rusuh di kawasan Tanah Abang, Jakarta adalah kelompok perusuh merupakan massa bayaran.

“Kita temukan uang, amplop, dan keterangan dari mereka bahwa ada yang membiayai,” ujar Tito.

Kerusuhan yang menimbulkan korban jatuh itu sengaja diciptakan untuk meraih simpati publik. Mereka kemudian berbalik menuding aparat keamanan yang melakukan tindakan sewenang-wenang terhadap masyarakat yang tengah melakukan aksi demonstrasi.

Tito menegaskan, massa perusuh baru muncul sesaat setelah peserta aksi damai di depan Bawaslu membubarkan diri. Mereka langsung melakukan kerusuhaan dengan menyerang aparat keamanan dan membakar kendaraan.

“Oleh karena itu, masyarakat melihat secara jernih bahwa kelompok yang anarkis semalam mereka disetting sedemikian rupa. Jadi bukan aksi biasa. Tapi semalam langsung melakukan aksi pembakaran, pelemparan. Aparat juga ada yang terluka terkena batu, panah, ada,” kata Tito.

Kabar jumlah korban tewas pertama kali disampaikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Saat mengunjungi korban yang dirawat di RS Tarakan, Jakarta Pusat, Anies menyebut enam orang tewas dalam peristiwa bentrokan usai demo 21 Mei. Keenam korban tersebut dirawat di sejumlah rumah sakit di antaranya RS Tarakan, RS Pelni, RS Budi Kemuliaan, RS Angkatan Laut Mintoharjo, dan RSCM.

“Korban sejauh ini ada 6 korban meninggal,” kata Anies di RS Tarakan, Jakarta Pusat, Rabu (22/5).

RSUD Tarakan mengonfirmasi dua korban meninggal yang sempat dirawat di sana. Pihak rumah sakit tidak ingin buru-buru menyimpulkan luka pada korban karena tembakan. Sebab, pihak RS tidak menemukan bekas proyektil di tubuh korban. Humas RSUD Tarakan, dr Reggy S Sobari belum bisa memastikan penyebab korban meninggal.

“Ada luka bentuk bulan dua-duanya keluarga keberatan autopsi. Belum tahu penyebabnya apa, tapi tidak ada proyektil,” katanya pada wartawan di lokasi.

Dia menuturkan, korban meninggal atas nama Adam mengalami luka di bagian dada. Sedangkan untuk korban meninggal tanpa identitas lukanya di bagian leher. Keluarga sudah membawa pulang jenazah Adam. Sedangkan satu jenazah tanpa identitas belum dibawa pulang. Jenazah tersebut dikabarkan dibawa dari Petamburan.

Satu korban tewas dalam kericuhan di Petamburan dibawa ke Rumah Sakit Budi Kemuliaan. Direktur Pelayanan Medis RS Budi Kemuliaan Muhammad Rifki menyebutkan, identitas satu orang yang meninggal atas nama Farhan Safero. Dia sempat dibawa ke RSCM untuk dilakukan autopsi. Korban meninggal mengalami luka di bagian dada.

“(Korban meninggal) Kita curigai dari senjata tajam, karena sudah kita kirim ke RSCM. Atas nama Farhan,” kata dia.

Farhan Safero (31) tewas kerusuhan di Petamburan dinihari tadi. M Syarif Al Idrus, kawan Farhan menjelaskan dirinya berangkat sekitar jam 12 malam dari Bekasi Timur bersama rombongan sebanyak 20 orang menju markas FPI di Petamburan. Saat itulah kerusuhan pecah.

Saat kejadian, dirinya berpisah dengan Farhan. Syarif baru tahu Farhan menjadi korban setelah dia menghubungi ponselnya namun bukan Farhan yang menjawab. “Saat saya telpon yang angkat dari pihak rumah sakit,” ungkapnya.

Kemudian dia pun bergegas menuju rumah sakit. Dari pihak RS, dia mendapat kabar Farhan tewas dengan luka di dada. “Luka di sini (sambil menunjuk dada) dan tembus ke belakang,” katanya.

Setelah itu dia mengantar jasad sahabatnya itu ke rumah duka di Kp Rawakalong RT 3 RW 7 Grogol Limo Depok. Di rumah duka, pihak keluarga tidak ada yang mengetahui aktivitas Farhan saat terjadi kericuhan di Petamburan. Sebab Farhan tinggal di Cikarang bersama istrinya. “Di Depok pernah tinggal dan domisili KTP di Depok. Rumah duka ini tempat Bibinya dan akan dimakamkan di Depok,” ungkapnya. (din)

Comments
Loading...

This site is protected by wp-copyrightpro.com