Ketua DPC PBB Kota Surabaya, Samsurin : Jangan Menunggu Sabdo Pandito Ratu Dalam Pilwali Kota Surabaya 2020

Pilwali Surabaya

0 303

Surabaya, lenzanasional.com – Ketua DPC Partai Bulan Bintang Kota Surabaya, Samsurin mengajak seluruh partai non parlemen , PKPI, HANURA , PERINDO, GARUDA agar ikut terlibat aktif dalam suksesi pergantian walikota surabaya pada tahun 2020.

“Mari ikut mengawasi seluruh tahapan Pilwali yang akan dilakukan oleh KPUD kota surabaya dan Bawaslu kota Surabaya maupun peserta yang akan mengusung kandidat calon Walikota Surabaya” ungkap Samsurin.

Lanjut Samsurin, “Saya menyakini dengan munculnya calon independen yang akan melaksanakan verifikasi faktual akan mudah lolos sebagai peserta Pilwali Kota Surabaya 2020”.

Samsurin menambahkan, kemungkinan terjadi calon tunggal yang di usung oleh partai partai di parlemen Kota Surabaya, atau singakat kata partai hanya menyuguhkan satu calon versus independen.

Jika terjadi seperti ini maka pilwali kota surabaya tidak akan menghasilkan kader pemimpin yang berkualitas. Karena peran partai sebagai wadah mencetak kader yang mempunyai jam terbang yang berkwalitas tidak bisa berbuat banyak dalam menyeleksi calon calon yang akan dipersembahkan untuk masyarakat surabaya ke depan.

“Surabaya harus lebih adil dari hari ini. Pemerataan pembagunan di Surabaya harus merata , bukan hanya revitalisasi taman dan saluran air saja, tapi keadilan bagi warga kota surabaya untuk mendapatkan pekerjaan yang layak di Kota nya sendiri. Pemimpin Kota Surabaya harus mampu mempertahankan kultur dan budaya kampung e wong suroboyo. Metropolitan yang berbudaya, ucapnya”.

“Partai partai yang mempunyai kursi di Parlemen, jangan hanya menunggu Sabdo Pandito Ratu saja. Surabaya adalah kota yang banyak melahirkan kader kader bangsa, banyak kandidat kandidat yang menunjukkan kerja kerasnya dan turun bersosialisasi ke masyarakat, ini harus di akomodir oleh partai- partai yang memiliki kursi di Parlemen”, tegas Samsurin.

“Demokrasi di Kota Surabaya harus jalan secara kompetisi yang sehat. Sudah cukup 10 tahun kita dipimpin seorang birokrat . Hasil yang di capai para pemimpin yang berlatar belakang birokrat tidak sesuai dengan karakter masyarakat surabaya yang agamis , nasioanalis , luwes, lentur, berani dan berwibawa serta toleran”, tambahnya.

“Kejahatan halus yang dilakuakan oleh seorang birokrat berdampak besar pada jaringan sosial yang selama ini sudah terjaga, Pasar Turi sebagai simbol perdagangan rakyat kecil sekarang menjadi Mall yang hanya melahirkan kesenjagan sosial, petani tambak, garam dan ikan kehabisan stock lahan karena alih fungsi yang tidak berwawasan lingkungan”, tandas Samsurin.

Samsuri menyarankan, Surabaya harus dipimpin minimal Seperti karakter yang di contohkan oleh Walikota Cak Narto kala itu. Cak Narto membangun tanpa menggusur, Cak Narto kelihatan tersenyum meskipun marah kalau ada rakyat yang lupa .

“Untuk itu partai partai non parlemen yang notabene mempunyai suara hasil pemilu 2019. Saya ajak tampil untuk memberikan calon calon alternative dan bekerja sama dengan partai yang cukup dan bisa mengusung calon.
Masih ada waktu. Jadi jangan melulu yang itu itu saja”, ajak Ketua DPC PBB Kota Surabaya (*)

Comments
Loading...

This site is protected by wp-copyrightpro.com