Korban Penganiayaan Seorang ART di Kapasan Laporan Polisi

0 210

Surabaya, Lenzanasional.com – Diduga jadi korban penganiayaan antara juragan dan pembantunya, Faria Ulfa (28) warga Donokerto Gang 11, kelurahan Kapasan, kecamatan Simokerto Surabaya, babak belur hingga gangguan mental.

Dengan adanya kejadian itu, keluarga dari korban Faria atau Ria tidak terima saudaranya diperlakukan seperti itu. “Kok sampai seperti itu, ini punya keluarga. Bukan seorang diri, jangan berbuat seenaknya,” kata Marnik selaku bibi korban, saat berada didepan kantor kelurahan Kapasan Simokerto Surabaya, pada Sabtu (21/1/2023) pagi.

“Anaknya sampai terlihat terganggu mentalnya. Polisi harus bisa mengembangkan apa yang terjadi pada ponakan saya. Saya minta hukum harus sesuai prosedur, tidak ada perbedaan antara kulit hitam dan putih,” terangnya, saat ditemui awak media.

Korban Ria juga selaku pegawai Yeni, tidak lain majikannya sendiri, yang beralamat di jalan Kapasan dalam 1 Nomor 11 Surabaya itu dikenal oleh masyarakat sekitar bahwa Yeni adalah seorang wanita tua yang diduga jahat atau tidak mempunyai rasa belas Kasihan sama siapapun termasuk pegawainya. “Dulu itu sebelum suami (Yeni) meninggal sudah berpesan. Jangan ada yang kerja disana, istri saya jahat,” ujar salah satu warga sekitar.

Ia juga menyaksikan sendiri, saat itu Ria membeli buah dengan keadaan wajah babak belur. Saat ditanya, Ria mengatakan bahwa dirinya dipukul juragannya. “Kemarin Jumat (20/1/2023) pagi. Itu kesini beli buah, saat ditanya soal wajahnya yang babak belur, dirinya menjawab katanya dipukuli juragannya,” jelas seorang wanita berkerudung.

Hal itu pun bukan diungkapkan oleh seorang saja, namun Ketua RT 1, RW 8 Kapasan Simokerto Surabaya, Mikel juga mengungkapkan bahwa Ria pernah di potong gundul oleh Juragannya sebelum Pandemi.

“Waktu itu sudah lama sebelum Pandemi rambutnya digunduli alasan ada kutu. Ya saya diamkan saja, karena anaknya kan mau saja. Seharusnya jangan digunduli itukan wanita, seharusnya dipotong laki ta bagaimana. Ya (Yeni) itu dikenal (jahat) oleh masyarakat,” ungkap Mikel.

Terpisah, saat dikonfirmasi Yeni selaku bosnya Ria membantahnya kalau dirinya tidak melakukan hal itu. “Dia itu ta bawa ke tukang potong, bukan saya sendiri yang potong. Dia (Ria) ikut saya gajian Rp. 750 ribu,” bantahnya.

Selain itu, atas informasi beredar bahwa Ria juga diduga pernah di siram Air panas oleh Yeni. Yeni juga membantahnya. “Siapa yang bilang, temukan saya. Ada buktinya gak,” ujar Yeni dengan nada tinggi.

Diduga adanya tekanan mental, korban Ria berbeda keterangan pada sebelumnya, korban Ria melaporkan bahwa kejadian ini dilakukan oleh teman kerjanya sendiri yang bernama Rini. “Dipukul Rini,” singkat Ria.

Atas kejadian ini, Ria melapor di Polsek Simokerto, Polrestabes Surabaya. Dengan Surat Laporan Nomor TBL-B/19/I/SPKT/POLSEK SIMOKERTO/POLRESTABES SURABAYA/POLDA JAWA TIMUR.

Diduga adanya kejadian tersebut, bermula dari perselisihan kerja penataan belinjo di rumah Yeni, jalan Kapasan dalam GG 1 Nomor 11 Surabaya. Sehingga Ria dipukul Rini yang juga teman kerjanya, pada Rabu (18/1/2023) siang.(Rif)

Comments
Loading...

This site is protected by wp-copyrightpro.com