SURABAYA, Lenzanasional – Perbedaan waktu dengan pemerintah terkait pelaksanaan ibadah puasa sudah menjadi hal biasa. Dan warga Muhammadiyah telah memulai tarawih pertamanya pada Minggu (10/3/2024).

Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur (PWM Jatim) Sukadiono mengungkapkan, adanya perbedaan waktu pelaksanaan dengan pemerintah merupakan hal yang sudah biasa. Perbedaan metode sudah berjalan bertahun-tahun dan masyarakat sudah terbiasa dengan hal tersebut.

“Maka di bulan Ramadhan tahun ini, harus kita hindari perdebatan yang tidak konstruktif. Ramadhan harus menjadi oase yang sejuk. Setelah 11 bulan menjalani aktivitas, dari kontestasi, kompetisi dan aktivitas lainnya. Ramadan harus menjadi momentum dan kesempatan untuk meningkatkan kualitas ibadah,” terang Sukadiono.

Sementara berdasarkan laporan dari berbagai wilayah di Jatim, ribuan masjid Muhammadiyah telah menjalankan tarawih dengan lancar dan suka cita.

“Alhamdulillah, kami warga Muhammadiyah telah memulai sholat tarawih. Ribuan masjid Muhammadiyah telah menjalankan ibadah tarawih dengan lancar dan suka cita,” ujar Sukadiono.

Sukadiono juga menyebut jika tarawih bisa menjadi momentum temu sosial antar jamaah. Hal ini sangat penting untuk merekatkan hati dan saling tegur sapa. Menurutnya, semua harus menjaga kohesi sosial di tengah perbedaan.

“Saya mengimbau kepada seluruh warga Muhammadiyah di Jatim untuk berbondong-bondong tarawih ke masjid. Ajak seluruh keluarga, saling tegur sapa dan senyum dengan sesama jamaah. Mari merayakan Ramadan tahun ini dengan suka cita,” kata Sukadiono. (R1F)