SURABAYA, Lenzanasional – Seorang wartawan bernama Saiful mengeluhkan pelayanan tiket Kereta Api Indonesia (KAI) di Stasiun Gubeng Lama setelah dirinya bersama keluarga ketinggalan kereta. Saiful yang hendak menaiki kereta CL Dhoho CL Penataran dengan tujuan Surabaya-Krian menuju pondok pesantren anaknya, harus menerima kenyataan tiketnya dinyatakan hangus.

Peristiwa ini terjadi pada Minggu (8/12/2024) pagi, ketika Saiful mencoba membeli tiket tambahan untuk anaknya yang masih di bawah umur. Namun, petugas tiket bernama Tania meminta dokumen identitas berupa Kartu Keluarga (KK), yang saat itu tidak dibawa Saiful.

“Saya ketinggalan kereta, dan tiket yang sudah saya beli dinyatakan hangus. Petugas meminta KK sebagai identitas anak saya, sementara saya tidak membawanya. Padahal anak saya masih di bawah umur dan seharusnya bisa dipangku tanpa tempat duduk,” ujar Saiful.

Saiful juga menambahkan bahwa ia meminta solusi kepada petugas agar tetap bisa membeli tiket tambahan untuk anaknya, namun permintaannya tidak ditanggapi. “Saya kecewa dengan pelayanan tiket. Seharusnya ada solusi untuk situasi seperti ini, bukan hanya menolak tanpa memberikan alternatif,” keluhnya.

Petugas tiket, Tania, tetap bersikeras bahwa pembelian tiket anak harus dilengkapi identitas meski anak tersebut masih di bawah umur. “Harus ada identitas anak, Pak. Kereta sudah berangkat, tiket Bapak sudah hangus,” tegas Tania tanpa menawarkan solusi lebih lanjut.

Sementara itu, saat dikonfirmasi mengenai prosedur pembelian tiket anak di bawah umur, Manager Humas PT KAI Daop 8 Surabaya, Luqman Arif, memilih untuk tidak memberikan komentar terkait insiden ini.(**)