KOTA BEKASI, Lenzanasionalnews.com – Peta perpolitikan dua dekade kedepan diprediksi bakal dikendalikan oleh generasi mileneal sebagai konsekuensi bonus demografi. Karena itu, partai politik yang tidak melakukan regenerasi sejak dini dinilai akan tersalip partai lain yang telah melakukannya.

Direktur eksekutif center for public policy studies (CPPS) Indonesia, Bambang Istianto menilai, Partai Golkar yang pernah berjaya sepanjang era orde baru, saat ini mengalami trend yang semakin kurang progresif. Kondisi tersebut boleh jadi ketika berada pada pusaran kekuasaan tanpa disadari terbawa arus mainan pengendali kekuasaan.

Namun demikian, lanjut Bambang, ada fenomena yang menarik terjadi di Kota Bekasi.
Menyadari tuntutan momentum politik tersebut, generasi mileneal Golkar Kota Bekasi seperti yang dilakukan Ade Puspita Sari selaku Plt Ketua DPD Golkar Kota Bekasi bertindak responsif.

“Misalnya dengan melakukan berbagai aktivitas kemasyarakatan seperti kegiatan pendistribusian sembako di tengah pandemi covid 19, maupun memberi edukasi kepada generasi muda bagaimana berpolitik santun. Hal ini tentunya bisa menjadi contoh bagi generasi milenial lainnya di tengah menurunnya tingkat kepercayaan publik terhadap Parpol,” ujar Bambang kepada wartawan, Selasa (13/10/2020).

Bambang menilai, kiprah Ade sebagai kader milenial terjun langsung di dunia politik praktis sebagai penggurus partai politik di tingkat daerah, kerja kerasnya cukup membuahkan hasil, yakni ketika berkompetisi menjadi anggota legeslatif provinsi Jawa Barat mendapat dukungan masyarakat di wilayah Kota Bekasi dan Kota Depok sebanyak 60-an ribu suara.

“Sebagai generasi milenial suara sebesar itu menjadi indikator politisi muda memiliki prospek yang cerah. Mewakili generasi melenial berpeluang besar sebagai politisi yang memiliki basis massa yang potensial di daerahnya dan membawa Golkar kembali meraih kejayaan,” tutur Bambang.

Berdasarkan prestasi yang telah diraihnya, Bambang menilai debut karier politik Ade secara bertahap terus naik dengan signifikan. “Proses politik yang telah dilaluinya sudah barang tentu seorang Ade Puspitasari dengan sendirinya bisa menepis anggapan publik yang men stempel dirinya termasuk kategori politik dinasti,” tutur Bambang. (red)