Diduga Ada Cuci Rapot, Siswa SMA Negeri 8 Berprestasi Gagal Masuk PTN

0 276

 

 

Medan – SMA Negeri 8 Medan yang berlokasi di Jalan Sampali, Kecamatan Medan Area, lagi-lagi menuai sorotan berbagai elemen masyarakat.

Pasalnya, sebelumnya telah terjadi dugaan kasus tindak pidana korupsi yang akhirnya menyeret bekas Kepala Sekolahnya Jongor Ranto Panjaitan jadi pesakitan di kursi terdakwa, kini kasus yang menciderai dunia pendidikan kembali berulang.

Ironisnya, dalam kasus terbaru ini, siswa berprestasi justru yang menjadi korban. Harapan mereka mendadak sirna setelah mereka gagal masuk ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang menjadi idaman. Parahnya, siswa yang nilainya jeblok, justru mendapatkan kesempatan itu. Belakangan, indikasi ‘cuci raport, pun mencuat ke permukaan.

Kasus ini semakin hangat menjadi pembicaraan saat sejumlah orang tua siswa mengaku keberatan karena anaknya yang mereka ketahui meraih nilai bagus di raportnya sejak kelas X hingga XII, justru dinyatakan tak Eligible (memenuhi syarat) sebagai calon mahasiswa PTN melalui jalur undangan.

Indikasi maladministrasi pun mencuat terkait penentuan Eligible siswa ke Lembaga LTMPT untuk jalur
SNMPTN melalui portal LTMPT.

Menilik hasil investigasi Tim Bicaraindonesia dan menurut keterangan berbagai pihak, kasus ini terungkap saat pihak SMAN 8 Medan melalui operator sekolah mengirimkan data-data siswa ke LTMPT di bulan Januari.

Dari pengiriman itu lantas keluarlah nama-nama siswa yang dinyatakan Eligible dan berhak ikut jalur undangan. Namun, setelah diumumkan melalui wali kelas oleh siswa dicek sejumlah nama yang seharusnya lolos justru gagal.

Ironisnya, sejumlah siswa yang nilai raportnya biasa saja sejak kelas X, malah lulus. Alhasil, kabar adanya permainan cuci raport pun tersiar luas.

Menurut informasi, karena kecewa atas hal tersebut, para orang tua siswa langsung mempertanyakan Kemudian dipertanyakan ke operator dan ternyata terbukti ada kesalahan dalam memasukkan nilai yang seharusnya berdasarkan nilai rapot, tapi yang diinput ke portal LTMPT tidak sesuai nilai rapot atau pengurangan nilai.

Kemudian, setelah diperbaiki ulang, ternyata bergeser nama-nama siswa yang eligible alias tak sesuai dengan nomor urut sebelumnya.

Tapi semuanya terlambat. Nasi telah menjadi bubur. Hasil perubahan itu tak mempengaruhi hasil yang diumumkan secara online bagi siswa yang berhasil masuk ke PTN melalui jalur undangan.

Berkilah

Sementara, Kepala SMAN 8 Medan Lando Rajagukguk saat dikonfirmasi melalui pesan singkat whatsapp, justru berkilah dan terkesan membela diri atas kejadian yang telah membuat siswa berprestasi menjadi korban akibat indikasi adanya praktik cuci raport.

“Terimakasih infonya Pak
TIDAK ADA CUCI RAPOT DI SMA N 8 MEDAN namun ada kesalahan pengimputan oleh team, bukan unsur kesengajaan. Namun sudah dikirimkan ulang yang benar. Terimakasih. Salam,” balasnya enteng, Jum’at (18/2/2022)

Lando juga memberikan jawaban yang seolah-olah merasa iba atas nasib siswanya yang berprestasi tapi harus gigit jari tak mendapatkan kesempatan yang menjadi haknya.

“Data yang sudah diperbaiki semuanya dikirimkan ulang kembali ke Panitia.
Kita sudah berupaya. Semoga mereka dapat lolos. Kami juga menginginkan sebanyak-banyaknya yang lolos itukan makin meningkatkan nama baik sekolah dan kami Gurunya,” dalihnya.

“Harapan orang tua juga adalah harapan semua guru. Kami doakan siswa-siswi kita Sukses di SNMPTN SBMPTN dan kedinasan,” tambahnya.

Disinggung soal indikasi permainan dan isu pelicin dibalik otak atik nilai raport, Lando lagi-lagi membela bawahannya.

“Murni Pak Human Error. Kami juga sudah kumpulkan orang tua dan siswa-siswi juga sudah kami berikan Solusinya. Kami juga tidak menginginkan adanya kesalahan-kesalahan Makasih Pak,” ujarnya. (RZ)

Comments
Loading...

This site is protected by wp-copyrightpro.com