Sidang Lanjutan Terdakwa Idrissa Sow di PN Surabaya, Dengan Agenda Keterangan Saksi

0 106

SURABAYA, Lenzanasional – Sidang lanjutan yang membelit terdakwa Idrissa Sow, Warga Negara Asing (WNA), asal Senegal, Afrika Barat, kembali digelar dengan agenda saksi meringankan A de Charge, yang dipimpin oleh Ketua Majelis Hakim I Ketut Tirta di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya. Senin, (06/02/2023).

Dalam kesempatan ini Penasehat Hukum terdakwa Nur Hadi menghadirkan istri dari terdakwa.

Yang mana pada intinya saksi menyampaikan, keberatan terkait uang yang sita, Dokumen dan terkait izin tinggal dari suaminya.

“Uang yang disiita dan dijadikan barang bukti merupakan pembayaran dari pengiriman Jasjus, tidak ada hubungan dengan perkara ini dan saya mohon untuk yang mulia, untuk diberikan kelongaran untuk pengurusan izin tinggal dari terdakwa, kerena harus datang langsung ke kantor imigrasi Malang untuk pemeriksaan Geometri,” kata Saksi di hadapan Majelis Hakim.

Untuk keterangan saksi terdakwa menyatakan, pada intinya tidak membatahnya.

Lanjut pemeriksan terhadap terdakwa Idrissa Sow menjelaskan, bahwa awalnya datang ke Indonesia sekitar tahun 2013, untuk menjadi Eksportir testil untuk dikirim ke Afrika. Kemudian ditahun 2016 ada pesanan Tehjus, Jasjus untuk dikirim ke Afrika dan tidak ada masalah hingga ada perkara ini.

“Terkait permasalah ini. Awalnya ada pesanan untuk Pop drink, Kemudian saya menghubungi dan mendatangi kantornya untuk membeli produk. Awalnya sudah ok, namun kemudian ditolak.

Masih kata Idrissa, bahwa kemudian meminta tolong kepada Riyatno untuk membuatkan minuman Pop Drink. Untuk produksi dan kemasaan semuanya dari Riyatno yang didapatkan di daerah Sidoarjo.

Disingung oleh JPU Darwis apakah tedakwa menyesal dan mengakui salah dengan adanya perkara ini,” iya pak, saya merasa bersalah,” ujar Idrissa.

Lanjut pertanyaan dari PHnya, terkait siapa yang membuat dokumen ekpor dan bagaimana prosesnya dan apakah terdakwa pernah menandatangani berita acara penyitaan BB?

“Yang membuat semuanya adalah Esorio untuk semuanya dokumen ekpor. Awalnya mengunakan PT. Somaria, kemudian diganti menjadi .PT Parama Alif Loka, namun sama Esorio tidak pernah mengingatkan apa-apa yang harus dilengakapi dan syaratnya terkait perubahan tersebut,” ujar terdakwa.

Ia menambahkan, bahwa untuk uang yang disita itu tidak ada hubungan dengan perkara ini, karena itu pembayaran untuk Jasjus dan terkait Dokumen seperti, Paspor, Buku Nikah juga tidak ada hubungannya, kerena saat mendaftarkan ekspor, cuma dimintai NPWP aja.

Disingung oleh Majelis Hakim, apakah itu bukan hasil dari Keutungan pengiriman Pop Drink,” tidak Yang Mulia, karena pengiriman Pop Drink itu, saya merugi,” kelit terdakwa.

Untuk diketahui berdasarkan surat dakwaan JPU menyebutkan bahwa, pada tanggal 8, Juni 2021 di kantor PT. Parama Alif Loka di gedung Pakuwon Centre lantai 23 di Jalan Embong Malang, Kota Surabaya. Terdakwa membuat surat palsu atau memalsukan surat yang dapat menimbulkan sesuatu hak, perikatan atau pembebasan hutang, atau yang diperuntukkan sebagai bukti daripada sesuatu hal dengan maksud untuk memakai atau menyuruh orang lain memakai surat tersebut seolah-olah isinya benar dan tidak dipalsu, diancam jika pemakaian tersebut dapat menimbulkan kerugian.

Atas perbuatanya terdakwa didakwa dengan Pasal 263 ayat (1) KUHPidana. (Rif)

Comments
Loading...

This site is protected by wp-copyrightpro.com