SIDOARJO, Lenzanasional – FIFA secara resmi membatalkan Indonesia sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U -20, Rabu malam (29/3), setelah Presiden FIFA Gianni Infantino melakukan rapat dengan Ketua Umum PSSI, Erick Tohir di Qatar.
Pembatalan ini menyusul penolakan sebagian masyarakat Indonesia terhadap keberadaan Timnas Israel. Respon pertama FIFA terhadap kondisi ini adalah membatalkan Drawing yang rencananya dijadwalkan, 31 Maret 2023 di Bali.
Dalam Statuta terbarunya FIFA, Mei 2022 Pasal 4 bahwa sepakbola tidak boleh ada diskriminasi, tetapi lebih mengedepankan kesetaraan dan Netralitas. Ini yang menjadi dasar keputusan FIFA, selain potensi ancaman keamanan terhadap Timnas Israel selama berada di Indonesia.
Pembatalan ini menjadi pukulan hebat bagi Sepak Bola Indonesia karena persiapan yang sudah dirancang sejak memenangkan Bidding di bulan Oktober 2019 sirna sudah. Persiapan Tim dan tempat pertandingan yang sudah berjalan selama ini menjadi sia – sia. Lebih tragis lagi adalah gagalnya Timnas Indonesia U – 20 untuk berlaga di Piala Dunia,” papar Imam Syafii pemilik Indonesia Soccer Academy (ISA) Sidoarjo ketika ditemui Lenzanasional, Kamis, 30 / 3 / ’23.
Keikutsertaan Indonesia di Event ini karena berstatus Tuan Rumah tanpa harus mengikuti babak Kualifikasi seperti Tim lainnya. Perlu diketahui bahwa kehadiran Timnas Israel bukan didasarkan atas undangan Indonesia tetapi melalui babak Kualifikasi yang sistemnya sudah diatur oleh FIFA,” ungkap Imam.
Patut dipersoalkan jika kedatangan Timnas Israel diundang Indonesia. Selain itu, mengapa Atlet dari Cabang Olahraga lainnya yang sebelumnya mengikuti perlombaan atau pertandingan di Indonesia tidak dipersoalkan. Di bulan September 2022, Yuval Shemia dan Noa Shiran, dua Atlet Panjat Tebing Israel mengikuti Kejuaraan Panjat Tebing di Indonesia, juga tidak ada yang mempersoalkan.
Menurut Imam Syafii yang juga berprofesi sebagai Dosen jurusan Pendidikan Dan Kepelatihan Olahraga Unesa.
Begitu juga dengan 3 Atlet Balap Sepeda, Mikhail Yakoviev, Rotem Tene dan Vladyslav Loginov, 23 – 26 Pebruari lalu juga mengikuti Kejuaraan UCI Track Cycling Nations Cup 2023.
Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair Al – Shun sangat memahami bahwa kehadiran Timnas Israel U – 20 tidak bisa dikaitkan dengan Konflik antara Israel dengan Palestina karena FIFA punya aturan sendiri dalam menyelenggarakan sebuah Turnamen. Kalau pihak yang selama ini kita dukung (Palestina) untuk memperoleh kemerdekaannya dari Israel tidak mempermasalahkan, kenapa kita yang keberatan,” kata Imam
Pemilik ISA Academy ini , sangat menyarangkan, komentar sekelas Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah, I Wayan Koster, Gubernur Bali dan pihak lainnya yang menolak kehadiran Timnas Israel, apakah sebelumnya tidak memperhitungkan dampaknya. Ini mengingat FIFA akan memberikan sanksi susulan setelah mencabut haknya Indonesia sebagai Tuan Rumah. Jika Indonesia disanksi kembali seperti di tahun 2015 karena buntut Konflik PSSI dengan Kemenpora, maka Timnas Indonesia akan vakum di ajang internasional kembali dan aktivitas Kompetisi Nasional juga akan dibekukan.
Selain itu, berapa banyak Pemain, Pelatih dan orang – orang yang mata pencariannya dari Sepak Bola akan terdampak dengan kondisi tersebut. Apa artinya Pembinaan yang dilakukan di Perkumpulan, Sekolah Sepak Bola, Akademi atau di wadah Pembinaan lainnya. Salah satunya Indonesia Soccer Academy (ISA),” jelas Imam Syafii.
Tidak bisa dibayangkan, bagaimana kondisi Psikologis Pelatih , Pemain dan seluruh Anggota Timnas U – 20 Indonesia setelah mengetahui keputusan FIFA ini. Harapan mereka untuk tampil digelaran Piala Dunia musnah. Entah kapan lagi pemain kita bisa mendapat kesempatan berkompetisi di ajang bergengsi ini kalau harus melewati Fase Kualifikasi. Yang pasti berita ini menjadi tangisan insan sepakbola Indonesia,” pungkas Imam Syafii. (Gus)