Vegan lifestyle Merupakan Pintu Masuk Kemenparekraf Untuk Meningkatkan Perputaran Ekonomi Di Indonesia

0 106

SURABAYA, Lenzanasional – Vegan Festival yang di hadiri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia merupakan sebuah event berskala nasional yang bertujuan untuk mensosialisasikan pola hidup sehat berbasis nabati (Vegan)

Handoko Alim selaku Pembina IV Jawa Timur menyebut, di Surabaya konsep pola hidup sehat berbasis nabati (Vegan) telah menjadi tren tersendiri dikalangan masyarakat, menjadi salah satu pola makan untuk diet dan telah diterapkan di beberapa sekolah.

“Secara perlahan banyak masyarakat yang telah beralih menjadi seorang Vegan dengan tidak mengkonsumsi makanan minuman serta menggunakan produk yang berasal dari hewani,” katanya.

Handoko mengatakan, dengan menjadi seorang Vegan, kita telah ikut serta dalam menyelamatkan dunia dari kelaparan, mengurangi dampak kerusakan lingkungan, efek global warming dan menjaga kesehatan kita.

Menurut The United Nations, perdagangan daging merupakan salah satu dari dua atau tiga faktor utama dalam pengontribusian masalah lingkungan yang serius dalam segala jangkauan baik secara lokal maupun global.

Hal tersebut karena limbah dari industri peternakan bisa mencemari lapisan tanah dan air dengan kelebihan unsur hara, zat kimia perindustrian, obat-obatan hewan, antibiotik, logam, dan berbagai mikroorganisme seperti bakteri, virus dan parasit.

Sektor peternakan juga merupakan faktor utama penyebab penggundulan hutan tropis untuk lahan merumput ternak, penyebab erosi daratan dunia, dan penyebab meluasnya pembentukan gurun pasir.

Keadaan ini diperburuk lagi dengan kenyataan 70% air dunia digunakan untuk konsumsi ternak dan aktivitas pencucian di rumah jagal.

Selain itu pola makan hewani atau konsumsi daging dapat membawa dampak yang buruk bagi kesehatan kita.

Banyak penelitian telah membuktikan bahwa timbulnya penyakit degeneratif, seperti penyakit jantung, stroke, hipertensi, kanker, diabetes melitus, obesitas, osteoporosis, sangat berkaitan erat dengan pola konsumsi pangan hewani yang tinggi kolesterol dan lemak jenuh.

Sementara itu, Angela Tanoesoedibjo Wamenparekraf menjelaskan, semakin hari pertumbuhan pecinta vegan lifestyle kian berkembang. Membuat potensi ini harus digarap.

“Ada pertumbuhan signifikan dari masyarakat mulai mengadopsi vegan lifestyle. Bali sendiri diakui salah satu destinasi wisata ramah pada pelaku vegan lifestyle. Di samping itu Vegan Festival (di Surabaya) sudah memecahkan rekornya sendiri (dengan) animo luar biasa (pengunjung dan UMKM). Ini yang harus digarap, terbukti secara riset bagus terhadap kesehatan dan lingkungan,” bebernya usai membuka Vegan Festival Indonesia di Surabaya, Kamis (25/1/2024) malam.

Ia berharap, vegan lifestyle bisa jadi salah satu pintu masuk Kemenparekraf meningkatkan perputaran ekonomi dan kunjungan wisatawan di Indonesia.

“Saya harap, bisa menginspirasi masyarakat Indonesia (agar) mulai melirik vegan lifestyle, dan melihat peluang ekonomi dan melakukan inovasi,” jelasnya lagi.

Khususnya Surabaya, tuan rumah Vegan Festival Indonesia juga diharapkan jadi destinasi kuliner yang mendukung vegan lifestyle.

“Bali kan sudah menjadi primadona destinasi wisata vegan diet. Harapannya tidak hanya Bali, siapa tahu Surabaya (menjadi) destinasi kuliner. Kita ke Surabaya ngapain sekarang? Kuliner kan. Ke depan (harus) dikembangkan sampai kuliner vegan,” tuturnya.

Tak sekadar berinovasi, Angela minta pelaku kuliner menepati standar produk vegan yang bernutrisi. “Agar masyarakat, bisa melirik dan menyukai vegan lifestyle,” pungkasnya.(R1F)

Comments
Loading...

This site is protected by wp-copyrightpro.com