Tak Terima Dipecat Dari Kepengurusan Makam Gunung Gangsir, Roy Suryo Wijoyo Lapor Polisi

0 134

SURABAYA, Lenzanasional – Diduga mengetahui adanya penyelewengan dana yayasan, Roy Suryo Wijoyo salah satu pengurus makam Gunung Gangsir dipecat oleh Yamin Naharto, Ketua Umum Yayasan Sosial Budi Mulia Abadi (YSBMA).

Menurut Roy, sebelum dipecat, dirinya mengaku sering melihat adanya uang keluar yang ditransfer ke rekening pribadi salah satu oknum pengurus makam Gunung Gangsir.

“Sebagai admin, saya merasa janggal. Kok uangnya ditransfer bukan ke rekening yayasan, malah ke rekening pribadi pengurus. Dan ini terjadi dari 2020-an hingga 2021,” terang Roy yang didampingi istrinya Suwartiningsih, Sabtu (15/4/2023).

Menurutnya, pada 31 Desember 2021, Roy tiba-tiba menerima pesan WhatsApp (WA) dari Yamin yang isinya menyatakan dia dipecat. Ketika dihubungi melalui telepon untuk menanyakan alasan pemecatan, Roy tidak mendapatkan jawabannya.

“Waktu telepon, Yamin bilang agar saya tidak usah banyak omong dan disuruh ke kantor yayasan untuk mengambil surat pemecatan,” tutur pria 70 tahun ini.

Ketika ditanyakan soal uang pesangon, Roy mengaku tidak mendapatkan sepeserpun dari pihak yayasan.

“Padahal saya kerja dari 2013 hingga 2021. Lebih kurang 8 tahun. Tetapi tidak diberi uang pesangon,” tambah Roy.

Roy mengaku sempat membaca surat kabar yang memuat pengumuman, bahwa kepengurusan YSBMA dibekukan atau dalam status quo. Hal itu berdasarkan putusan provisi Pengadilan Negeri Surabaya No 661/Pdt.G/2021/PN.Sby.

Dan sepengetahuan Roy, apabila status quo, pengurus tidak boleh melakukan apa-apa berkaitan YSBMA. Namun malah melakukan pemecatan.

“Saya tidak bisa tinggal diam. Memang saya orang biasa dan hanya pegawai tapi kok diperlakukan semena mena dan tidak adil,” kata Roy.

Roy mengaskan bahwa untuk memperjuangkan keadilan dan kebenaran, dia sudah mengadukan dugaan penyelewengan dana di yayasan tersebut ke Polda Jatim.

“Laporannya No. LP/B/4/I/2023/SPKT/Polda Jatim. Saat ini sudah dalam penyidikan. Saya berharap bisa memperoleh keadilan sebagai masyarakat kecil,” harap Roy.

Swattiningsih ketika diminta komentarnya terkait permasalahan ini mengatakan, bahwa setelah suaminya melaporkan ke polisi, baik dia ataupun suaminya selalu mendapat teror.

“Kami selalu mendapat teror lewat telepon. Kalau diangkat tidak menjawab. kami sampai tidak berani tinggal di rumah,” aku Swattiningsih. (RIF)

Comments
Loading...

This site is protected by wp-copyrightpro.com