UM Surabaya dan Perguruan Tinggi Muhammadiyah di Indonesia Miliki Guru Besar Pertama Bidang Ilmu Keperawatan

0 76

SURABAYA, Lenzanasional – Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya miliki Guru Besar (Gubes) bidang Ilmu Keperawatan yang pertama di seluruh perguruan tinggi muhammadiyah di Indonesia, setelah mengukuhkan Prof. Dr. A. Aziz Alimul Hidayat., S.Kep.Ms.,M.Kes sebagai Guru Besar (Gubes).

Mengangkat karya ilmiah berjudul Transformasi Pendidikan Keperawatan di Era Society 5.0, Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya ini, akhirnya resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar bidang Ilmu Keperawatan.

“Dengan dikukuhkannya Profesor Aziz Alimul Hidayat maka UM Surabaya memiliki guru besar ilmu keperawatan yang pertama sekaligus yang pertama di seluruh perguruan tinggi Muhammadiyah di Indonesia,” terang Rektor UM Surabaya Sukadiono, Sabtu (30/09/23).

Dalam pidato ilmiahnya dengan judul Transformasi Pendidikan Keperawatan di Era Society 5.0, Profesor Aziz menjelaskan, pendidikan keperawatan adalah pendidikan yang sifatnya akademis dan profesional yang menghasilkan perawat atau profesi ners, yang dituntut untuk memiliki kompetensi dalam praktik keperawatan dengan tugas sebagai pemberi asuhan keperawatan.

“Selain itu perawat juga memiliki tugas sebagai penyuluh dan konselor bagi klien, pengelola pelayanan keperawatan, peneliti keperawatan, pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang untuk melakukan tindakan medis, dan dalam rangka program pemerintah, baik sifatnya delegatif maupun mandate secara tertulis, serta sebagai pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu berdasarkan penugasan pemerintah,” ungkap Profesor Aziz.

Tidak hanya itu, orientasi pendidikan keperawatan harus sejalan dengan perkembangan pelayanan keperawatan, perubahan diberbagai aspek dalam pelayanan keperawatan, karena hal ini memberi konsekuensi perubahan dalam proses pendidikan keperawatan.

Profesor Aziz menambahkan, perubahan dalam pelayanan keperawatan di era Soeciety 5.0 lebih menfokuskan pada konteks manusia yang memungkinkan dalam aktivitas menggunkan ilmu pengetahuan berbasis modern (AI, Robot, IoT) untuk kebutuhan agar dapat hidup secara nyaman, manusia sebagai komponen utamanya.

“Era Society 5.0 internet tidak hanya digunakan sumber informasi, akan tetapi digunakan untuk menjalani kehidupan, termasuk manusia diharapkan mampu menciptakan nilai baru melalui perkembangan teknologi,” kata Prof Aziz.

Dalam kesempatan tersebut, Prof Aziz menjelaskan bagaimana meningkatkan mutu pendidikan yang berkorelasi dengan kebutuhan mutu pelayanan keperawatan di masa sekarang dan masa depan.

Rupanya pria kelahiran Pucuk Lamongan tersebut mengembangkan model sistem mutu yang merupakan pengembangan dan modifikasi dari model sistem mutu Malcolm Baldrige.

Pertama, dengan rekonstruksi kurikulum yang berorientasi pada OBE (Outcome base education). Dengan berbasis skill masa depan, perawat seperti skill komunikasi, berpikir kritis atau kreatif untuk problem solving, tentu hal ini akan meningkatkan kemampuan dalam analysis, synthesis, evaluation, decision making, dan creative thinking, Colaborasi & Adaptif Thinking.

Skill teknologi yang meliputi computer literacy (digital literacy), internet skill, dan mengambil dan mengelola informasi melalui teknologi (nursing data science) dan skill keperawatan itu sendiri, termasuk didalamnya terdapat skill interpersonal, personal.

“Diharapkan lulusan mampu membangun teamwork, membangun hubungan, manajemen konflik, manajemen perubahan, responsiveness dan perilaku caring,” ujar Prof Aziz.

Kedua, penataan sistem pembelajaran berbasis teknologi Informasi. Penataan system tersebut dengan menggunakan model Blended Learning dengan pendekatan Contextual Teaching learning, Problem based Learning dan Project based learning.

Pengembangan blended learning merupakan bagian dari pengembangan pembelajaran karena di dalamnya terdapat proses yang sistematis untuk mencapai tujuan pembelajaran, mulai dari identifikasi masalah, pengembangan strategi dan pengembangan bahan ajar serta evaluasi bahan ajar.

Ketiga, Integrasi system Pendidikan dan pelayanan keperawatan adalah bagian dari link and match dunia industri kesehatan. Link and Match adalah menghubungkan pendidikan dengan dunia industri sehingga diharapkan ada relevansi atau kesinambungan antara institusi sebagai pencetak lulusan (produk tenaga kerja) dengan industri yang membutuhkan tenaga kerja yang sesuai bidang keahlian.

“Dari ketiga upaya dan solusi dalam menyelesaikan masalah tersebut, perlu digunakan prinsip kerja dengan menggunakan pola ADLI, A=Approach (pendekatan), D=deployment (penyebarluasan), L=learning (pembelajaran) dan I=integrasi dalam mengukur, mengevaluasi serta dalam menjalankan upaya tersebut,” ungkap Prof Aziz lagi.

Dengan demikian ketiga upaya tersebut dapat melakukan transformasi pendidikan keperawatan di era Society 5.0 yang dapat memberikan kontribusi pada kualitas perawat-perawat baru, yang dihasilkan dari institusi pendidikan keperawatan.

“Dan akhirnya dapat meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan ditatanan pelayanan kesehatan atau industri Kesehatan,” pungkas Prof Aziz. (R1F)

Comments
Loading...

This site is protected by wp-copyrightpro.com