
IFBEX 2025 Hadir di Surabaya: Dorong Pertumbuhan Waralaba dan Lahirkan Wirausaha Baru
Surabaya, Selasa 7 Oktober 2025 – Surabaya kembali menjadi pusat perhatian dunia bisnis nasional dengan hadirnya International Franchise and Business Exchange Expo (IFBEX) 2025, pameran franchise dan peluang usaha terbesar di Jawa Timur. Acara bergengsi ini akan digelar pada 28–30 November 2025 di Surabaya Convention Center (SCC) Hall Pakuwon Mall Surabaya.
Ajang ini digagas oleh PT Myevent Promosindo Asia bersama Himpunan Kemitraan dan Peluang Usaha Indonesia (HIKPI), Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur, Asosiasi Pengusaha Teknologi Informasi dan Komunikasi (APTIKNAS), serta DK Consulting Group.
Penyelenggaraan IFBEX 2025 juga mendapat dukungan dari berbagai lembaga besar seperti Kementerian Perdagangan RI, Dinas Koperasi & UKM Jawa Timur, Bursa Efek Indonesia (IDX), CEO Jatim, dan sejumlah komunitas bisnis di Indonesia.
CEO PT Myevent Promosindo Asia, Karen Wiraraharja, menjelaskan bahwa IFBEX digelar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui penguatan sektor franchise, kemitraan, peluang usaha, lisensi, keagenan, serta solusi bisnis ritel. “Kami ingin menjadi jembatan antara para investor dengan brand potensial yang siap berkembang,” ujarnya saat sosialisasi IFBEX 2025 di Surabaya, Selasa (7/10/2025).
Menurutnya, IFBEX telah berkembang menjadi ekosistem bisnis terpadu yang mempertemukan pelaku usaha dari berbagai sektor. Dengan pertumbuhan industri waralaba di Indonesia yang mencapai 5 persen per tahun, peluang ekspansi dinilai masih sangat besar.
Data Kementerian Perdagangan RI menunjukkan bahwa persebaran bisnis waralaba masih terpusat di Pulau Jawa, khususnya Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, dan Jawa Barat. Sementara bidang usaha yang paling banyak diwaralabakan adalah makanan dan minuman sebesar 47,92 persen, diikuti ritel, pendidikan nonformal, kecantikan, laundry, dan sektor lainnya.
Pada 2024, omzet bisnis waralaba di Indonesia mencapai Rp143,25 triliun dan menyerap hampir 98 ribu tenaga kerja. Fakta ini membuktikan betapa besarnya potensi waralaba untuk mendorong ekonomi nasional dan membuka lapangan kerja baru.
IFBEX 2025 menargetkan lebih dari 35.000 pengunjung dan investor selama tiga hari penyelenggaraan, dengan menghadirkan 105 brand ternama dari berbagai industri. Tiket masuk dibanderol terjangkau, hanya Rp30.000 per orang, lengkap dengan berbagai promo menarik seperti potongan investasi hingga ratusan juta rupiah, program cicilan kemitraan, voucher, hingga hadiah gratis.
Selain pameran, IFBEX juga akan diramaikan dengan kompetisi pengusaha muda, live music, kampanye artis, dan sesi jejaring bisnis. Para pengunjung pertama juga berkesempatan memperoleh goodie bag gratis, sementara investor yang bertransaksi berpeluang memenangkan doorprize spektakuler seperti sepeda motor, emas, dan uang tunai.
Ketua Umum Kadin Jawa Timur, Adik Dwi Putranto, menilai kegiatan seperti IFBEX memiliki arti penting dalam mencetak wirausaha baru. “Indonesia harus memiliki minimal 8 persen wirausaha dari total penduduk agar bisa menjadi negara maju, sementara saat ini baru sekitar 4 persen,” ujarnya.
Adik Dwi menambahkan, ketimpangan antara jumlah lulusan sekolah dan lapangan kerja di Jawa Timur menjadi tantangan besar. Karena itu, Kadin berfokus mendorong masyarakat, terutama generasi muda, untuk menciptakan peluang kerja secara mandiri melalui wirausaha.
Menurutnya, kondisi ekonomi Jawa Timur yang kuat menjadi modal besar untuk pengembangan usaha baru. “Jatim menjadi hub Indonesia Timur dan melayani kebutuhan 19 provinsi di Indonesia. Ini peluang besar bagi siapa pun yang ingin memulai bisnis,” tegasnya.
Apresiasi juga diberikan kepada lembaga keuangan dan pendamping bisnis seperti BRI, yang turut mendukung kegiatan edukasi dan pelatihan kewirausahaan. “Yang penting bukan hanya tahu cara memulai bisnis, tapi juga bagaimana menjual dan mengembangkannya,” kata Adik Dwi.
Sementara itu, Franchise Expert Djoko Kurniawan, yang juga Ketua Umum HIKPI, menjelaskan bahwa IFBEX 2025 berbeda dari pameran serupa sebelumnya. “Biasanya pameran hanya berorientasi jualan. Kali ini kami membangun ekosistem: ada pembinaan, mentoring, hingga kompetisi mahasiswa untuk menumbuhkan pengusaha muda,” ungkapnya.
Djoko menilai masih banyak pelaku usaha yang belum memahami perbedaan antara franchise dan kemitraan. Dari jutaan usaha di Indonesia, baru sekitar 200 brand yang memiliki izin resmi franchise dari Kementerian Perdagangan. “Boleh bermitra, tapi jangan salah kaprah. Franchise punya aturan dan legalitas tersendiri,” tegasnya.
Ia juga menekankan pentingnya literasi bisnis, termasuk cara memilih franchise yang aman dan prospektif. Calon mitra disarankan meneliti legalitas, kekuatan brand, lokasi kantor pusat, serta transparansi perjanjian kerja sama. “Jangan tergiur bisnis yang menjanjikan cepat untung tanpa pembinaan,” pesannya.
Djoko mencontohkan banyak produk lokal yang berpotensi menjadi brand nasional jika dikelola dengan manajemen franchise yang baik, seperti bakso, rujak cingur, hingga pecel Madiun. “Kita tidak harus mencari produk baru. Kekuatan lokal bisa mendunia jika dikemas profesional,” ujarnya.
Lebih jauh, IFBEX 2025 diharapkan menjadi ajang strategis untuk memperkuat ekosistem bisnis Jawa Timur, memperluas jaringan kemitraan, dan melahirkan lebih banyak entrepreneur muda yang siap bersaing di tingkat nasional maupun global.(*)