FPK Jatim Tegaskan Peran Strategis UMKM Sebagai Motor Penggerak Ekonomi Nasional
Surabaya,lenzanasional.com – Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Provinsi Jawa Timur, menegaskan kembali peran strategis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai motor penggerak ekonomi nasional dalam dialog bertema akselerasi pembauran dan penguatan UMKM lintas suku yang digelar di Kota Surabaya, ( 26/11/2025 ).
Ketua FPK Jawa Timur, R.H. Mohammad Ali Zaini, dalam sambutannya menyampaikan bahwa UMKM merupakan sektor penting dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. UMKM dinilai mampu menyerap tenaga kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan menopang pertumbuhan ekonomi di berbagai daerah.
“UMKM harus mampu bersaing di pasar global dan memenuhi standar kualitas yang tinggi. Kami sangat mengapresiasi upaya Dinas Koperasi dan UMKM serta Balai POM dalam memberikan dukungan dan bimbingan kepada para pelaku UMKM,” ujar Ali Zaini.
Ia juga mengenang masa pandemi Covid-19, ketika aktivitas ekonomi terhenti dan banyak sektor usaha lumpuh. Menurutnya, para pelaku UMKM—khususnya para ibu—menjadi garda terdepan yang tetap bergerak dan menjaga keberlangsungan ekonomi keluarga serta daerah.
Selain dialog UMKM, Ketua FPK Jatim juga mengumumkan agenda Pelaksanaan Bela Negara yang akan digelar pada 5–7 Desember 2025. Kegiatan ini akan melibatkan sekitar 100 peserta dari FPK Provinsi, FPK Kota Surabaya, serta perwakilan perguruan tinggi.
Program tersebut bekerja sama dengan Rindam Kodam V/Brawijaya di Lawang, Malang, dan akan dibuka oleh Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bangkesbangpol).
“Saya sangat salut setinggi-tingginya kepada para pelaku UMKM. Berkat kegigihan mereka, negara ini tetap bisa berdiri,” tegasnya.
Meski begitu, ia menyoroti masih banyaknya hambatan yang dihadapi pelaku UMKM, terutama terkait standarisasi, legalitas, dan perizinan. Ali Zaini meminta pemerintah provinsi melalui dinas terkait dan Balai POM untuk memberi perlindungan serta pendampingan yang lebih kuat.
Sambutan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur, yang disampaikan oleh Dian Puspitasari, yang mewakili Kepala Bakesbangpol Jatim, Edi Supriyanto, yang berhalangan hadir karena mendampingi Gubernur dalam agenda pengawasan daerah.
Dalam penyampaiannya, Pemerintah Provinsi memberikan apresiasi tinggi atas terselenggaranya dialog akselerasi pembauran dan dialog UMKM lintas suku, yang dinilai strategis untuk memperkuat kemandirian ekonomi sekaligus merawat keragaman budaya di Jawa Timur.
Indonesia merupakan negara majemuk dengan 1.314 suku, 6 agama, dan lebih dari 718 bahasa daerah. Di Jawa Timur sendiri terdapat berbagai telatah budaya, mulai dari Arek, Mataraman, Madura, sampai Pedalungan, serta keberadaan berbagai suku dari seluruh Indonesia yang hidup berdampingan.
“UMKM bukan hanya tulang punggung perekonomian nasional, tetapi juga ruang sosialisasi yang mempertemukan berbagai suku, budaya, dan tradisi,” ujar Dian.
Data BPS menunjukkan terdapat 9,78 juta unit UMKM di Jawa Timur pada 2025, menjadikan sektor ini penopang utama pertumbuhan ekonomi provinsi yang mencapai 5,23% pada triwulan II 2025
Menurut Bakesbangpol yang di wakili oleh , UMKM lintas suku mampu menciptakan ruang interaksi budaya yang positif. Kolaborasi antar pelaku usaha dari berbagai etnis—misalnya kerja sama antara pelaku UMKM Jawa, Padang, dan Tionghoa dalam membangun sentra kuliner—menjadi contoh konkret penguatan harmoni sosial melalui ekonomi.
Kegiatan ini diharapkan membuka kesempatan bagi UMKM untuk:
1. memperkuat literasi digital,
2. memperluas akses pasar,
3. meningkatkan daya saing global,
4. menciptakan kemitraan antara pemerintah, swasta, dan masyarakat,
5. sekaligus memupuk rasa persatuan dan
6. kesatuan di tengah keberagaman suku dan budaya
Pemerintah Provinsi Jawa Timur berharap kegiatan ini menjadi langkah berkelanjutan untuk memberdayakan UMKM secara inklusif, profesional, dan berdaya saing global. Sinergi antara FPK, Dinas Koperasi dan UMKM, Balai POM, dan lembaga terkait dinilai menjadi faktor kunci untuk memperkuat sektor UMKM sebagai fondasi Indonesia Emas 2045.(red)