GJPMS 2025: Gerak Jalan Mojokerto–Surabaya Hadir dengan Konsep Ziarah Kebangsaan dan Sport Tourism Digital
Surabaya, 30 Oktober 2025 – Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersiap menggelar Gerak Jalan Perjuangan Mojokerto–Surabaya (GJPMS) 2025 dengan konsep baru yang menggabungkan sejarah, kebangsaan, teknologi digital, dan pariwisata olahraga. Kegiatan yang telah menjadi tradisi sejak 1955 ini kini berevolusi menjadi Ziarah Kebangsaan—sebuah perjalanan edukatif dan emosional yang menghidupkan kembali semangat perjuangan bangsa.
Dari Napak Tilas Menjadi Ziarah Kebangsaan
Gerak Jalan Perjuangan Mojokerto–Surabaya awalnya digelar untuk mengenang perjuangan pasukan pejuang sektor Sungai Brantas. Pada 1959, rute diubah dari Pandaan ke Mojokerto–Surabaya sebagai penghormatan terhadap laskar dan batalyon legendaris seperti Laskar Hisbullah, Tentara Pelajar, dan Batalyon Munasir.
Menurut Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) sekaligus konseptornya, M. Hadi Wawan Guntoro, transformasi 2025 ini akan mengangkat GJPMS menjadi Ziarah Kebangsaan berskala nasional dengan standar global, terinspirasi dari Nijmegen Marches (Belanda) dan Camino de Santiago (Spanyol).
Lima Zona Sensasi Lintas Waktu
Rute 55 kilometer dari Alun-Alun Mojokerto menuju Tugu Pahlawan Surabaya dibagi menjadi lima zona perjalanan sensasi, masing-masing merepresentasikan era sejarah bangsa:
1. Gerbang Mojopahitan – menggambarkan kejayaan Majapahit dengan gerbang replika Candi Wringin Lawang dan gamelan klasik.
2. Lorong Pra-Kemerdekaan – menghadirkan suasana Hindia Belanda dengan arsitektur kolonial dan musik keroncong.
3. Episentrum Kemerdekaan – zona heroik 10 November 1945 lengkap dengan efek suara sirene dan teatrikal perjuangan.
4. Memori Pasca-Kemerdekaan – menampilkan budaya pop Indonesia era 1950-1980.
5. Jatim Gerbang Baru Nusantara – zona futuristik yang memproyeksikan peran Jawa Timur dalam visi Indonesia Emas 2045.
Setiap zona dilengkapi Festival UMKM Lintas Waktu, Panggung Rakyat, dan Pos Semangat agar masyarakat ikut berpartisipasi aktif.
Inovasi Digital dan Penilaian Berbasis AI
Tahun ini, sistem penjurian diperkuat oleh teknologi digital. Penilaian dilakukan oleh tim juri resmi dengan dukungan jejak GPS dan kamera lapangan. “Teknologi hanya alat bantu; keputusan tetap berdasar data dan fakta di lapangan,” jelas Hadi Wawan.
Sistem AI scoring akan menganalisis kekompakan barisan, keseragaman gerak, dan kedisiplinan secara objektif.

Selain itu, aplikasi mobile GJPMS 2025 menghadirkan fitur GPS tracking, gamifikasi “Misi Perjuangan”, konten edukatif sejarah di tiap zona, hingga sertifikat digital bagi finisher.
Peserta Meningkat, Relawan Terbuka
Antusiasme masyarakat meningkat pesat: tahun lalu 4.320 peserta, tahun ini lebih dari 5.000 orang telah mendaftar. Panitia juga membuka open selection volunteer di setiap zona bagi masyarakat yang ingin berkontribusi dalam operasional, edukasi, dan pelayanan peserta.
Visi Kadispora Jatim: Sport Tourism dan Sport Industry
Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga Jawa Timur, Hadi Wawan, menegaskan bahwa GJPMS 2025 bukan hanya ajang olahraga dan napak tilas sejarah, tetapi juga langkah strategis menuju sport tourism dan sport industry.
“Kami ingin GJPMS 2025 menjadi ikon baru sport tourism Jawa Timur yang mampu menggerakkan ekonomi kreatif, pariwisata, dan industri olahraga berbasis sejarah perjuangan,” ujar Hadi Wawan.
Fasilitas dan Keamanan Terstandar Internasional
Sepanjang rute, panitia menyediakan pos hidrasi setiap 5–7 km, pos medis, ambulans, dan tenda hospitality. Strategi keamanan melibatkan TNI, Polri, Dishub, dan relawan masyarakat. Semua peserta juga mendapatkan panduan latihan, nutrisi, dan keselamatan melalui aplikasi resmi.