KONI Jatim Seleksi Ketat Atlet PON Bela Diri 2025, Fokus Capaian Prestasi dan Pembinaan Jangka Panjang
Surabaya, 7 Oktober 2025 – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur menegaskan hanya atlet berpeluang besar meraih medali emas yang akan diberangkatkan ke ajang PON Bela Diri 2025 di Kudus, Jawa Tengah. Seleksi dilakukan secara ketat dan objektif dengan mempertimbangkan rekam jejak prestasi di tingkat nasional maupun internasional.
Ketua KONI Jatim, M. Nabil, menyatakan bahwa pihaknya tidak ingin sekadar mengirim kontingen untuk berpartisipasi, tetapi fokus pada pencapaian prestasi dan efektivitas pembinaan jangka panjang.
“Kami tidak ingin hanya hadir. Seleksi atlet dilakukan sangat ketat dengan melihat rekam jejak prestasi mereka di berbagai kejuaraan. Target kami jelas: medali emas dan pembinaan berkelanjutan,” tegas Nabil di Surabaya, Senin (7/10/2025).
78 Atlet Siap Tampil di Kudus
Dalam ajang PON Bela Diri 2025, Jawa Timur menurunkan 78 atlet terbaik dari total 18 cabang olahraga bela diri yang akan dipertandingkan. Gelaran ini terbagi dalam dua episode kegiatan—episode pertama mencakup 10 cabang olahraga, sementara episode kedua terdiri dari 8 cabang lainnya.
Penyelenggaraan PON Bela Diri 2025 mendapat dukungan dari PT Djarum sebagai sponsor utama yang menyediakan fasilitas venue dan akomodasi. Nabil menjelaskan, pembagian dua episode dilakukan untuk menyesuaikan dengan kapasitas infrastruktur yang tersedia di Kudus.
“Kami memilih hanya atlet dengan peluang emas. Ada cabang yang bahkan hanya mengirim satu atlet karena seleksi dan standarnya sangat tinggi,” ujarnya.
Momentum Evaluasi Menuju PON 2028
Menurut Nabil, PON Bela Diri 2025 juga menjadi sarana evaluasi penting bagi KONI Jatim untuk menilai kualitas pembinaan atlet, khususnya di cabang olahraga combat atau tarung. Dari ajang ini, KONI dapat memetakan potensi dan kelemahan yang perlu diperbaiki menjelang PON 2028.
“PON Bela Diri bukan sekadar ajang uji coba, melainkan alat ukur pertama untuk menilai hasil pembinaan dan daya saing atlet kita. Hasilnya akan menjadi bahan evaluasi menuju PON 2028,” imbuhnya.
Regenerasi Atlet dan Sistem Pembinaan Dinamis
Selain mengandalkan atlet senior, KONI Jatim juga memberikan kesempatan bagi atlet muda potensial yang telah menunjukkan prestasi di berbagai kejuaraan internasional, seperti juara Malaysia Open Jiu-Jitsu dan peraih emas Pencak Silat Abu Dhabi.
Nabil menegaskan, sistem pembinaan atlet di Pusat Latihan Daerah (Puslatda) Jawa Timur bersifat terbuka dan kompetitif. Atlet dapat naik, bertahan, atau keluar dari program tergantung hasil evaluasi prestasi.
“Kami ingin pembinaan yang adaptif dan berbasis capaian. Atlet yang menunjukkan progres akan terus kami dorong, sementara yang stagnan akan dievaluasi. Tujuannya agar pembinaan olahraga bela diri di Jatim semakin kompetitif dan produktif,” jelasnya.
Target Prestasi dan Harapan
Dengan komposisi atlet yang terukur dan sistem pembinaan yang ketat, KONI Jatim optimistis mampu menjaga tradisi emas di PON.
“Kami berharap atlet-atlet Jawa Timur bisa membawa pulang hasil terbaik di PON Bela Diri Kudus. Ini bukan hanya soal medali, tapi bukti bahwa pembinaan olahraga di Jatim berjalan ke arah yang benar,” pungkas Nabil.