Surabaya – Muhammad Sholeh atau yang dikenal sebagai Cak Sholeh bersama koordinator lapangan (korlap) gerakan Rakyat Jawa Timur Menggugat mendatangi Polda Jatim untuk melaporkan dugaan pengerusakan posko, pencurian uang donasi, hingga raibnya bantuan air mineral di Taman Apsari, Jalan Gubernur Suryo, Surabaya, Senin (25/8/2025).
Meski membawa berbagai bukti, termasuk rekaman CCTV dan dokumentasi foto, laporan tersebut ditolak oleh pihak Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Jatim. Polisi disebut tidak mengeluarkan tanda bukti Laporan Polisi (LP) dan hanya mengarahkan agar pengaduan dimasukkan dalam dumas (pengaduan masyarakat).
“Siang tadi Cak Sholeh bersama rekan-rekan sudah melapor terkait aksi premanisme dan pencurian yang terjadi di posko. Namun laporan ditolak meski semua bukti sudah diserahkan,” ungkap Musfiq, salah satu korlap, Senin (25/8/2025) dikutip dari siginews.com.
Donasi Rp 5 Juta dan 50 Dus Air Mineral Hilang
Musfiq menjelaskan bahwa kerugian akibat insiden tersebut cukup besar. Selain tenda yang dirusak dan hilang, kotak donasi berisi sekitar Rp 5 juta juga raib, ditambah dengan 50 dus air mineral yang disumbangkan warga.
“Bukti tenda yang awalnya ada kemudian hilang sudah kami tunjukkan. CCTV juga sudah diberikan. Tapi laporan tetap tidak diterima,” jelasnya.
Posko Dibangun untuk Aksi Demo 3 September
Sebelumnya, pada Kamis (21/8/2025), Cak Sholeh dan para korlap mendirikan Posko Rakyat Jawa Timur Menggugat. Posko itu difungsikan sebagai tempat berkumpul warga sekaligus menampung sumbangan berupa makanan, minuman, air mineral, hingga uang tunai.
Donasi tersebut dipersiapkan sebagai logistik untuk mendukung aksi demonstrasi besar yang akan digelar pada Rabu, 3 September 2025. Aksi ini membawa tiga tuntutan utama:
1. Penghapusan tunggakan pajak kendaraan bermotor roda dua dan roda empat.
2. Pengusutan dugaan korupsi triliunan rupiah yang diduga melibatkan Gubernur Jawa Timur.
3. Penghapusan pungutan liar (pungli) di SMA/SMK negeri di Jawa Timur.