Pemetaan Sebaran Gizi Buruk Mahasiswa Untag Surabaya Buat Aplikasi

0 101

SURABAYA, Surabaya Kota – Mahasiswa progam studi (Prodi) Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, berinovasi dengan membuat aplikasi pemetaan penyebaran gizi buruk di wilayah Jawa Timur.

Selain dapat di akses secara Daring, aplikasi ini juga memungkinkan masyarakat melapor secara langsung dugaan kasus gizi buruk di lingkungannya, yang dapat ditinjau serta divalidasi langsung dinas kesehatan (Dinkes).

Inovasi pemantau penyebaran gizi buruk yang dibuat dengan Algoritma K-means Clustering itu, untuk meningkatkan sistem pemetaan milik Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur saat ini.

“Data ini menggunakan dari data Dinas Kesehatan, untuk tahun penelitiannya dimulai dari tahun 2020 sampai 2022. Mengeceknya kita masuk ke halaman kemudian melihat status informasinya gizi buruk itu, nanti ada status verifikasinya,” kata Rizky dengan menunjukkan aplikasinya di laptop miliknya.

Hasil inovasi tersebut memiliki keunggulan dapat digunakan menjadi dua arah, atau bukan hanya penampilan data yang didapat dari pihak pemerintah saja, namun masyarakat juga dapat turut menampilkan laporan di lapangan apabila menemukan perbedaan.

“Terdapat fitur laporan yang diperuntukkan untuk masyarakat yang melaporkan kasus atau terindikasi gizi buruk, kemudian bisa dilaporkan di sini, karena ada fitur admin untuk dinkes, supaya bisa memvalidasi dari laporan masyarakat tersebut,” imbuh Rizky.

Dengan pembaruan cara pemetaan yang berhasil dibuat itu, diharapkan data gizi buruk di Jatim dapat diperoleh dengan akurat atau sesuai dengan yang ada di lapangan.

“Harapannya juga untuk membantu dinas kesehatan agar mempermudah dan mengantisipasi risiko meninggalnya gizi buruk pada pasien,” katanya lagi.

Sementara itu, Supangat dosen pembimbing mengatakan, inovasi tersebut juga dilengkapi dengan adanya kriteria gizi buruk dan stunting, sehingga secara otomatis sistem dapat mendeteksi pelaporan yang ada.

“Seperti ini, memudahkan pemerintah dalam pengolahan datanya. Jadi keunggulan dari aplikasi ini salah satunya memudahkan proses pengklasteran data yang begitu banyak,” jelas Supangat.

Selain itu, inovasi tersebut juga sudah mendukung adanya visualisasi dalam data yang disajikan.

“Jadi, dalam laporan pemetaan tidak hanya angka-angka saja,” terang Supangat. (Rif)

Comments
Loading...

This site is protected by wp-copyrightpro.com