Gerak Jalan Legendaris Mojokerto–Surabaya 2025 Resmi Dibuka, Sajikan Kisah Majapahit hingga Era Modern
Surabaya, 30 Oktober 2025 – Antusiasme masyarakat Jawa Timur kembali diarahkan pada event ikonik tahunan Gerak Jalan Mojokerto–Surabaya (GMS) 2025 yang akan digelar pada 15 November mendatang. Kegiatan ini menempuh jarak sekitar 55 kilometer, dimulai dari Lapangan Surodinawan, Kota Mojokerto, dan berakhir di Tugu Pahlawan, Surabaya.
Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Jawa Timur resmi membuka pendaftaran mulai 30 Oktober hingga 14 November 2025. Calon peserta dapat mendaftar secara daring melalui laman gms2025.id, atau secara langsung di Kantor Dispora Jatim, Jalan Kayoon, Surabaya, pada 8–14 November 2025 pukul 09.00–15.00 WIB.
Kepala Dispora Jatim Hadi Wawan Guntoro menjelaskan, pendaftaran peserta disertai sejumlah ketentuan dan dokumen pendukung. Di antaranya fotokopi KTP/SIM/kartu pelajar, kartu BPJS, surat keterangan sehat, serta izin orang tua/wali bagi peserta di bawah usia 18 tahun.
“Karena jarak tempuhnya cukup jauh, kami menetapkan batas usia minimal 17 tahun dan menekankan pentingnya kondisi fisik yang prima. Jangan memaksakan diri bila tidak siap,” ujarnya, Kamis (30/10/2025).
Hadi Wawan menambahkan, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan fasilitas layanan kesehatan (Fasyankes) untuk menyiapkan langkah mitigasi jika ada peserta mengalami gangguan kesehatan selama kegiatan berlangsung.
Tahun ini, GMS 2025 digarap dengan konsep yang lebih menarik. Tak sekadar ajang ketahanan fisik, para peserta akan diajak menikmati lintasan bertema sejarah dan budaya Jawa Timur, mulai dari era Majapahit hingga masa modern.
Menurut Hadi Wawan, lintasan akan dibagi menjadi lima zona tematik. Zona pertama menampilkan kisah kejayaan Majapahit, zona kedua mengangkat semangat perjuangan pra-kemerdekaan, zona ketiga menyoroti episentrum kemerdekaan, zona keempat menggambarkan masa pembangunan pascakemerdekaan, dan zona terakhir menampilkan Jatim sebagai Gerbang Baru Nusantara.
“Di setiap pos akan ada kejutan dan pengalaman berbeda. Kami ingin peserta tidak sekadar berjalan, tapi juga mendapatkan nilai edukasi dan wisata sejarah sepanjang rute,” tuturnya.
Dengan konsep kreatif tersebut, Dispora Jatim menargetkan jumlah peserta meningkat signifikan. “Tahun lalu ada 4.320 peserta, dan kami berharap tahun ini bisa mencapai lebih dari 5.000 hingga 8.000 peserta,” pungkasnya dengan optimis.