Deteksi Kekerabatan dengan Mikroekspresi: Inovasi Doktor ITS Surabaya

Doktor ITS Surabaya, Dr. Ike Fibriani, menciptakan ViTMa, teknologi deteksi kekerabatan berbasis mikroekspresi dengan akurasi tinggi.

0 124

SURABAYA, Lenzanasional – Dunia teknologi kecerdasan buatan kembali mencatat terobosan baru. Dr. Ir. Ike Fibriani, ST., MT., seorang doktor dari Departemen Teknik Elektro (DTE) ITS Surabaya, menciptakan inovasi yang menggabungkan teknologi pengenalan wajah dengan analisis mikroekspresi untuk mendeteksi hubungan kekerabatan antara orang tua dan anak.

“Melalui mikroekspresi, yakni ekspresi manusia yang muncul secara spontan, kita dapat menentukan hubungan satu keturunan,” ungkap Ike dalam Sidang Terbuka Promosi Doktor Baru DTE ITS, Selasa (25/2).

Teknologi ViTMa dalam mendeteksi kekerabatan melalui mikroekspresi.

Riset yang dilakukan Ike dilatarbelakangi oleh minimnya penelitian yang menghubungkan kinship (kekerabatan) dengan mikroekspresi. Dalam disertasinya yang berjudul Deteksi Kekerabatan Menggunakan Hybrid Vision Transformer Mamba Berbasis Mikroekspresi, ia berharap inovasi ini dapat berkontribusi dalam perkembangan teknologi face-recognition.

Terobosan ini juga selaras dengan poin ke-9 Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur.

Ike mengenalkan sistem temuannya dengan nama ViTMa, sebuah kombinasi dari Vision Transformer (ViT) dan Mamba. Kedua metode ini digunakan untuk mengoptimalkan sistem pengenalan wajah berbasis mikroekspresi.

Dalam prosesnya, Vision Transformer (ViT) berperan dalam memahami struktur wajah dan menangkap pola unik serta mikroekspresi yang terjadi secara alami. ViT mengekstraksi fitur ekspresi wajah dengan membagi gambar menjadi 16 patches sebagai input. Dengan mekanisme self-attention, sistem ini mampu membaca detail mikro yang krusial dalam pengenalan kekerabatan.

Setelah ekstraksi fitur, metode Mamba digunakan untuk meningkatkan akurasi hasil dalam menentukan hubungan kekerabatan.

“Setelah optimasi Mamba, sistem akan memberikan hasil apakah ada hubungan kekerabatan atau tidak,” jelas Ike.

Dosen Universitas Jember ini menegaskan bahwa sistem ViTMa memiliki tingkat akurasi yang tinggi, mencapai 85,29 persen, jauh lebih unggul dibandingkan metode tradisional seperti CNN dan VGGFace.

Keunggulan ini membuka peluang pemanfaatan ViTMa di berbagai bidang, termasuk forensik, psikologi, verifikasi dokumen, serta keamanan dan sistem pengawasan.

Dengan cakupan aplikasi yang luas, Ike optimistis ViTMa memiliki potensi besar untuk terus dikembangkan dan memberikan manfaat bagi masyarakat.

“Besar harapan saya sistem ini dapat dimanfaatkan untuk masyarakat luas,” tutupnya.(**)

Comments
Loading...

This site is protected by wp-copyrightpro.com