Isi Orasi Ilmiah Yudisium UNIPA, Kadindik Jatim Ajak Ratusan Yudisiawan Jadi Guru Inspiratif dan Berintegritas

0 58

Surabaya – Suasana haru dan bangga menyelimuti Gedung Auditorium Universitas PGRI Adi Buana (Unipa) Surabaya saat acara Yudisium Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) serta Sumpah Profesi Guru. Dalam momen sakral ini, Kepala Dinas Pendidikan, Aries Agung Paewai, hadir memberikan orasi ilmiah yang tidak hanya sarat informasi, tetapi juga penuh inspirasi.

Di hadapan 966 yudisiawan, Aries menyoroti tantangan besar yang dihadapi profesi guru di era modern. Utamanya kesialan dalam menghadapi era disrupsi digital.

Kadindik Jatim Aries Agung Paewai saat memberikan orasi ilmiah di acara yudisium Universitas Adi Buana, Surabaya, Sabtu (6/9/2025). (Foto: Istimewa)

 

Menurutnya, para guru harus siap berhadapan dengan berbagai kemajuan teknologi, termasuk pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) dan tuntutan tinggi akan literasi digital. Lebih lagi kurikulum pun terus mengalami penyempurnaan, menuntut para pendidik untuk terus beradaptasi.

“Saat ini, kita berada di era disrupsi digital yang penuh tantangan dan peluang. Guru tidak lagi sekadar pengajar, tetapi harus mampu menjadi mentor, fasilitator, serta teladan yang mampu menginspirasi peserta didik. Teknologi seperti Artificial Intelligence dan digital literasi harus dikuasai dan dimanfaatkan secara bijak dalam proses pembelajaran. Kurikulum pun perlu terus disempurnakan agar relevan dengan perkembangan zaman,” ujar Aries dalam orasinya, Sabtu (6/9/2025).

Lebih lanjut, Aries juga menekankan pentingnya profesionalisme, etika, serta semangat nasionalisme dalam membentuk guru yang tidak hanya kompeten secara akademik tetapi juga berkarakter kuat.

Mahasiswa Unipa di acara Yudisium, Sabtu (6/9/2025). (Foto: Istimewa)

 

Ia berujar bahwa tantangan kedepan akan kompleks, maka para yudisiawan harus mampu menjawab tantangan tersebut dengan mengedepankan integritas serta semangat pengabdian.

“Guru profesional saat ini dituntut untuk tidak hanya menguasai materi pelajaran, tetapi juga harus menguasai teknologi digital dan memanfaatkannya secara bijak dalam proses pembelajaran. Guru bukan hanya pengajar, melainkan juga mentor, fasilitator, serta teladan bagi peserta didik,” tegas Aries dalam orasinya.

Aries juga menyampaikan bahwa profesi guru merupakan pengabdian yang mulia. Dengan tema besar “Melaju Bersama Mencetak Guru Profesional yang Berdampak”, ia menegaskan bahwa masa depan pendidikan bangsa sangat bergantung pada kualitas guru yang mampu beradaptasi dan berkontribusi dalam pembangunan bangsa.

Suasana yudisium Unipa Surabaya, Sabtu (6/9/2025) (Foto: Istimewa)

 

“Menjadi guru adalah sebuah pilihan pengabdian yang mulia. Guru tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter dan moral generasi penerus bangsa. Dengan profesionalisme, etika, serta semangat kebangsaan, kita sebagai generasi pendidik akan mampu menjadi garda terdepan dalam mencerdaskan bangsa dan membanggakan negara,” ujarnya.

Pada akhir orasinya, Aries berpesan kepada seluruh yudisiawan bahwa menjadi guru adalah sebuah amanah besar dan pilihan pengabdian yang penuh makna.

“Pengabdian ini akan selalu terkenang dan di hati murid-murid. Mari kita tingkatkan kualitas dan dedikasi kita demi masa depan pendidikan Indonesia yang lebih cerah.” tutup Aries dalam orasinya.

Kadindik Jatim, Aries Agung Paewai, menyampaikan pesan penting pada para yudisiawan Unipa, Surabaya, Sabtu (6/9/2025). (Foto: Istimewa)

 

Acara yudisium dan pelantikan sumpah profesi ini ditujukan untuk mempersiapkan calon guru yang mampu menghadapi tantangan zaman dan berperan aktif dalam pembangunan bangsa melalui pendidikan yang berkualitas. Dengan semangat kebangsaan dan profesionalisme, para yudisiawan diharapkan mampu menjadi agen perubahan dan pencipta perubahan positif di dunia pendidikan.

Comments
Loading...

This site is protected by wp-copyrightpro.com