Lapas Kelas I Surabaya Kukuhkan 12 WBP Sebagai Pasukan Merah Putih

0 1,440
Kalapas Kelas I Surabaya Pargiyono sekaligus inspektur upacara saat menyematkan pita merah putih di dada tiga perwakilan WBP, Senin (21/5/18).

Sidoarjo,LenzaNasional.com – Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke 110 Tahun 2018 jadi momen sedikit berbeda dari sebelumnya di Lapas Kelas I Surabaya (Lapas Porong). Kali ini disamping diikuti oleh seluruh Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), juga dikukuhkan 12 WBP menjadi Pasukan Merah Putih Narapidana (PMPN). Apel peringatan Hari Kebangkitan Nasional tersebut di gelar di Lapangan Upacara Lapas Porong dengan inspektur upacara Kalapas Kelas I Surabaya Pargiyono, Senin, (21/05/2018).

Pengukuhan 12 WBP itu dilakukan saat upacara peringatan hari kebangkitan nasional ke-110 di Lapas Kelas I Surabaya. Kalapas Kelas I Surabaya Pargiyono sekaligus inspektur upacara menyematkan pita merah putih di dada tiga perwakilan WBP. Mereka didapuk mewakili 12 WBP yang menjadi pasukan merah putih.

Dalam sambutannya, Kalapas Pargiyono mengajak kepada seluruh peserta upacara untuk meneladani perjuangan para pahlawan pendiri bangsa yang telah merelakan jiwa dan raganya untuk kemerdekaan bangsa. “Kebangkitan nasional sebagai awal perjuangan yang modern melalui peningkatan SDM, perjuangan diplomasi, dan hak asasi manusia,” tegasnya.

Uniknya, 12 WBP tersebut berasal dari berbagai latar belakang. Mulai dari kasus teroris, pembunuhan, hingga pencurian. Paling menonjol, ada empat WBP eks teroris yang masuk dalam pasukan merah putih. Padahal, tidak ada penunjukan atau paksaan kepada mereka untuk terlibat. “Ini atas inisiatif mereka sendiri, kami hanya memfasilitasi,” ujar Pargiyono.

Menurut Pargiyono, hal ini menjadi bukti bahwa pembinaan dan upaya deradikalisasi yang dilakukan pihaknya berjalan baik. Apalagi, pembentukan pasukan merah putih ini cukup mendadak. Petunjuk teknis dari Direktur Jenderal Pemasyarakatan baru diterima pada Sabtu sore (19/5).

Namun meski mepet, para WBP sangat aktif dan dengan senang hati terlibat. Latihan upacara pun hanya berlangsung selama sehari. “Beruntung, mereka sudah sering terlibat kegiatan yang tujuannya membangkitkan rasa nasionalisme,” lanjutnya.

Menurut Pargiyono, pasukan merah putih ini memang bukan regu sembarangan. Mereka diharapkan bisa memaksimalkan kebinekaan menjadi sebuah kekuatan. Meski berada di area terbatas seperti Lapas, mereka diharapkan mampu memberikan hal yang positif. Seperti kegiatan-kegiatan yang tujuannya memperkuat rasa nasionalisme.

“Mereka ini adalah kader kami, menjadi agen untuk menanamkan semangat ke-Indonesiaan kepada WBP lainnya. Selain itu, mereka juga bisa jadi pioneer untuk membangun negeri ini, dalam hal membantu terciptanya situasi yang kondusif di lembaga pemasyarakatan,” tandasnya. (Phank).

Comments
Loading...

This site is protected by wp-copyrightpro.com