Manfaatkan Program Communal Branding untuk Jaga Kuantitas, Kualitas dan Kontinuitas Produk Ekspor

0 85

BATU, Lenzanasional – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meresmikan Kawasan Perdesaan Agroforestri Kopi Lereng Gunung Arjuno (AKLA) di area Wisata Oyot Coban Talun Desa Tulungrejo, Kec. Bumiaji, Kota Batu, Rabu (14/6).

Gubernur Khofifah menyatakan rasa optimisnya bahwa Agroforestri Kopi ini bisa tembus pasar ekspor menyusul success story produk kopi Jatim lainnya, mulai kopi Kare dari Madiun, Kopi Wonosalam dari Kabupaten Jombang, serta Kopi dari Bondowoso.

Produk kopi tersebut berhasil tembus pasar ekspor setelah dikembangkan melalui sistem communal branding sehingga bisa menembus pasar ekspor dengan kuantitas yang besar serta kontinuitas yang terjaga.

“Saya tadi bertanya kepada petani kopi, kapan ini panennya dan ternyata dua tahun setelah tanam bisa dipanen hasil kopinya. Saya minta pada para petani di sini supaya segera disiapkan produknya untuk bisa masuk dalam Comunal Branding, karena potensi ekspornya begitu besar,” tegasnya.

Sistem communal branding besutan Gubernur Khofifah ini menjadi andalan guna mendorong produk Jatim untuk masuk ke pasar internasional. Sistem ini menjawab kendala produk ekspor yang terkadang kualitasnya bagus tapi secara kuantitas dan kontinuitas sulit untuk memenuhi kebutuhan pasar ekspor.

Melalui Communal branding atau sistem branding satu merek ini bisa dimanfaatkan banyak pelaku usaha sebagai solusi meningkatkan kualitas, kuantitas, kontinuitas, dan kemasan untuk orientasi pasar ekspor.

“Oleh karena itu, jika sudah masuk pada pasar ekspor dan Comunal Branding tugas selanjutnya adalah Quality Kontrol harus dilakukan,” tegasnya.

Selanjutnya, Khofifah juga memandang banyaknya potensi pertanian di Kota Batu yang bisa dikembangkan untuk masuk sebagai Desa Devisa. Menurutnya pertanian Kota Batu sangat potensial untuk menyusul 140 Desa Devisa yang telah lebih dulu terbentuk di Jatim.

“Salah satu syarat bisa masuk Desa Devisa adalah ketika dalam satu desa itu memiliki keunggulan produk yang genuine dan original bukan produk dari desa lain. Selain itu, banyak warga desa melakukan pengembangan produk tersebut secara masif. Di Batu saya yakin ini banyak sekali yang potensial,” tandasnya.

Khofifah berharap desa devisa di Jatim jumlahnya semakin banyak sehingga nanti banyak desa menjadi jembatan memasarkan produk lokal untuk mengungkit pertumbuhan ekonomi Jatim, bahkan nasional.

“Desa Devisa ini akan mendapat bantuan dan pendampingan dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). Termasuk akses pasar hingga akses pembiayaannya. Ini penting, ketika nanti sudah melakukan transaksi berbasis ekspor, transaksi akan di dukung oleh Bank Exim,” urainya.

Khofifah memberi apresiasi dengan di Launchingnya Perdesaan Agroforestri ini akan menjadikan meningkatkan kawasan wilayah desa selaras dengan tata ruang kabupaten/kota. Sekaligus juga bisa meningkatkan infrastruktur, taraf ekonomi, dan pengembangan teknologi tepat guna demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.

Sementara itu Pj. Walikota Batu Aries Agung Paewai mengatakan, Kawasan Perdesaan Agroforestri Kopi Gunung Arjuno ini memanfaatkan kawasan perhutani yang ada di Kota Batu dengan luas 17.000 m2 untuk empat desa. Tahap pertama 2500 m2, dan sisanya akan diselesaikan pada tahap kedua.

Keberadaan Agroforestri ini juga sejalan dengan komitmen Pemprov Jatim yakni Inisiatif, Kolaboratif Inovatif (IKI) dalam mengambil peran untuk berupaya mengembalikan kualitas ekologi kawasan hutan dengan tetap memperhatikan variable kesejahteraan masyarakat.

Aris menyatakan optimismenya komoditas Kopi ini bisa menjadi komoditas unggulan selain komoditas Apel yang sudah menjadi Ikon dari Kota Batu. Komoditas Kopi ini akan terus di dorong untuk dikembangkan selain komoditas Apel yang menjadi icon bagi masyarakat Kota Batu.

“Pembangunan kawasan perdesaan ini bukan hanya pemerintah, perhutani akan tetapi milik semua komponen masyarakat Kota Batu. Nantinya, kelestarian kawasan hutan akan membawa dampak positif terciptanya udara yang bersih, sejuk dan segar,” tutupnya.

Sementara itu, Administratur Perhutani KPH Malang Loesy Triana saat ditemui media ini menerangkan adanya Kerjasama antara Perhutani KPH Malang dengan Kelompok Mitra Perhutani Produktif dalam pemanfaatan Lahan Dibawah Tegakan (PLDT) untuk komoditi tanaman Kopi Arabica.

“Lokasi Kerjasama akan digunakan untuk Pemanfaatan Lahan Di bawah Tegakan (PLDT) berupa tanaman Kopi Arabica dengan syarat tidak merubah status, fungsi, dan kepemilikan kawasan hutan, yang terletak di kawasan hutan negara yang dikelola oleh Perum Perhutani,” terang Loesy.

Loesy juga menerangkan dalam pemanfaatannya petani penggarap akan dibantu oleh Pemerintah Kota Batu dan Yayasan Dharma Wangsa Reksawana. Pemerintah Kota Batu mencanangkan program Kawasan Perdesaan Agroforestry Kopi Arabica Lereng Gunung Arjuna.

“Yayasan Dharma Wangsa Reksawana akan melakukan pendampingan teknis dan biaya kepada petani terkait budidaya tanaman kopi arabica, penanaman, pengelolaan pasca panen, fasilitas jejaring pemasaran, peningkatan kapasitas petani hutan dan pemberian kompensasi finansial kepada petani hutan selama proses alih komoditas. Hasil kopi akan ditampung dan menjadi salah satu pemasok Kopi SIMAN khas lereng Arjuno,” terang Loesy.

Loesy berharap dengan program Kawasan Perdesaan Agroforestri Kopi Arabica Lereng Gunung Arjuna, agar lebih bisa menjadi alih komoditi masyarakat yang biasanya menanam sayur ke kopi, dengan tujuan untuk memperbaiki tingkat ekonomi masyarakat sekaligus meningkatkan kualitas ekologi kawasan,” pungkas Loesy. (red/Rif)

Comments
Loading...

This site is protected by wp-copyrightpro.com