NUSANTARA CODE INGATKAN TENTANG BUDAYA SEBAGAI KEKUATAN PANGAN INDONESIA DI BUMI BUNG KARNO

0 81

Blitar, 20 Juli 2023– Gerakan Budaya untuk Kedaulatan Pangan diserukan oleh komunitas Nusantara Code sebagai solusi menghadapi ancaman krisis pangan. Dengan menggandeng kelompok pelaku tani di Blitar, gerakan berbasis pada kekayaan budaya lokal ini diwujudkan melalui langkah-langkah nyata.

Gerakan ini merupakan respon atas berbagai peringatan ancaman krisis yang pangan terus dikumandangkan secara global. PBB memberikan ultimatum tentang petaka baru dunia, terutama yang berlokasi di dekat Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, mengancam pertanian dan pangan.

Di Indonesia, baru-baru ini BMKG juga mengingatkan tidak meremehkan peringatan krisis pangan. El Nino yang melanda baru baru ini pun telah memberikan cuaca anomali pada bumi dan pada gilirannya membuat gangguan pada proses pengolahan pangan.

Ditambah lagi dengan situasi perang dan konflik di dunia internasional, melahirkan gangguan distribusi pangan, terutama jika Indonesia masih banyak bergantung pada impor bahan pangan.

“Gerakan ini akan kita lakukan secara bergandeng tangan dan semangat gotong royong bersama dengan komunitas dan pelaku pertanian di berbagai wilayah yang telah merasakan sendiri ketimpangan sistem pertanian kita,” ujar Wulansary, Program Director Nusantara Code yang diinisiasi oleh Yayasan Sahabat Bumi.

Pada tahap pertama, Gerakan Budaya untuk Kedaulatan Pangan digelar pemutaran film dokumenter Nusantara Code yang diproduksi pada tahun 2022 oleh tim Nusantara Code sebagai media mengkampanyekan nilai keluhuran dan manfaat teknologi pertanian secara tradisi dengan mengambil subyek folklor Dewi Padi. Dari film ini, dibuktikan bahwa metode tradisi dari para leluhur yang banyak dianggap sebagai mitos ternyata terbukti mengandung pengetahuan ilmiah yang masih bisa dimanfaatkan di era sekarang.

Selain pemutaran film dan diskusi, gerakan ini menggelar pula workshop peningkatan kapasitas pelaku pertanian di Blitar. Materi workshop meliputi riset untuk mitigasi budaya lokal yang terkait pertanian, produksi pertanian selaras alam, wirausaha dan jurnalistik. Semua materi ini merupakan bekal bagi pelaku pertanian untuk menguatkan praktik pertanian yang selaras alam dan berbasis budaya lokal serta memberikan wawasan pengembangan usaha tani.

Pemutaran film dan diskusi yang diadakan di Universitas Islam Balitar (Unisba Blitar) mulai pukul 10 pagi, dihadiri oleh Dinas Pertanian Kota Blitar, Dinas Pertanian Kabupaten Blitar, Dinas Pariwisata Kabupaten Blitar dan wakil dari Balai Pelestarian Kebudayaan Jawa Timur di Blitar, mahasiswa Unisba, komunitas dan pelaku pertanian dan berbagai elemen masyarakat lainnya.

Dalam diskusi film diungkap tentang berbagai problematika yang dirasakan oleh peserta. Salah satunya adalah tentang tantangan membangkitkan kemauan generasi muda untuk berkarya langsung di bidang pertanian.

Dhimas Driessen, pelaku tani muda yang digandeng Nusantara Code sebagai perwakilan generasi muda yang berbakti pada dunia pertanian dan meraup kesuksesan memberikan kesaksian tentang bagaimana anak muda masih bisa digerakkan untuk bertani, namun tentu saja dengan contoh-contoh yang bisa mereka ikuti. Dhimas yang juga pegiat dari komunitas TRB (Tani Remen Budaya) selama ini bergerak dengan memberi contoh nyata kerja-kerja pertanian yang selaras alam dan bisa dilakukan oleh generasi muda hari ini. Dengan cara sederhana dan bahan dari sekitar, Dhimas menyampaikan berbagai edukasi mengolah tanah untuk menyiapkan pertanian yang berkualitas dan menghormati alam.

Khusus untuk wilayah Blitar yang dikenal sebagai bumi Bung Karno, Lisa Sastrajendra tim Nusantara Code mengingatkan tentang pidato Bung Karno di tahun 1952 tentang pangan sebagai penentu hidup matinya bangsa.

“Maka, termasuk juga tradisi serta budaya pertanian di dalamnya. Di Indonesia, jika budaya dan tradisi dalam pangan sudah hilang, maka bangsa ini juga akan kehilangan kelengkapan pangannya. Budaya sebagai kedaulatan pangan juga berbicara tentang identitas bangsa Indonesia.”

Di akhir diskusi, Wulansary menegaskan tentang keragaman budaya di Indonesia adalah bagian dari kekuatan Indonesia, “Dalam konteks pengetahuan dan keyakinan tradisional, leluhur kita sebenarnya tidak lah tepat dikatakan sebagai animisme dan dinamisme. Leluhur kita adalah masyarakat yang telah berketuhanan dan sikap berketuhanan itu juga hadir dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam pengolahan pangan.”

Tanggapan senada tentang keragaman dan kekayaan tradisi leluhur juga diungkap oleh Dian Lukitasari, SP dari Badan Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Kota Blitar, “Leluhur kita itu keren. Pengetahuannya sangat tinggi dan tak kalah dengan budaya dunia lainnya.”

Dalam sambutannya, Dian juga mengajak semua kalangan untuk mengubah mindset, kita bukanlah bagian dari Indonesia, tetapi Indonesia ada dalam diri. “Dengan Indonesia ada dalam diri, maka kita akan bergerak dengan selalu membawa Indonesia dan mengupayakan yang terbaik untuk Indonesia, sebagai bagian diri,” ujar Dian menutup sambutan.

Wilayah Blitar menjadi salah satu wilayah yang menjadi lokasi dimulainya gerakan ini, karena memiliki tradisi pengolahan pangan lokal dan praktik-praktik pertanian selaras alam berbasis budaya.

Berdasarkan basis kekayaan budaya ini, diangkat menjadi sebuah landasan gerakan pertanian yang ekologis yang tidak hanya mempertimbangkan kuantitas produksi namun juga menjaga alam

“Gerakan Nusantara Code akan kita lakukan secara bertahap. Pada tahap pertama adalah pembekalan dan peningkatan kapasitas serta melakukan mitigasi kekayaan lokal. Pada tahap berikutnya, kami akan terus menggandeng banyak pihak untuk melakukan implementasi secara nyata pada lahan pertanian,” imbuh Wulansary.

Gerakan Budaya untuk Kedaulatan Pangan didukung penuh oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia. Pada tahap ini gerakan ini dilakukan di tujuh wilayah yaitu Padang (Sumatera Barat), Indramayu (Jawa Barat), Blitar (Jawa Timur), Kubir Raya (Pontianak-Kalimantan Barat), Tabanan (Bali), Wajo (Sulawesi Selatan) dan Ende (Nusa Tenggara Timur).

Untuk keterangan lebih lanjut kontak:
Lisa Sastrajendra (Nusantara Code) 087878766339
Dhimas Driessen (Tani Remen Budaya) 0812-2513-4134

Comments
Loading...

This site is protected by wp-copyrightpro.com