Pintu 12 Stadion Kanjuruhan Ditinggal Steward, Saksi Polisi Sebut Lima Menit Sebelum Pertandingan Usai

0 72

Surabaya, Lenzanasional.com Pintu 12 Stadion Kanjuruhan ditinggal steward lima menit sebelum pertandingan Laga Arema FC vs Persebaya usai. Hal itu diungkapkan Bripka Eka Narariya, yang dihadirkan Jaksa Penuntut Umum (JPU) di persidangan Tragedi Kanjuruhan di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Kamis (19/1//2023).

Anggota Polsek Pakis Polres Malang menjelaskan selama pertandingan berlangsung, ia bertugas menjaga pintu 12. Saat itu Bripka Eka bersama anggota kepolisian lain mengikuti apel yang dipimpin oleh mantan Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat.

“Kapolres saat itu menyampaikan banyak poin, antara lain, untuk merazia barang-barang bawaan suporter yang membahayakan seperti miras dan flare,” kata Eka.

Dia juga diinstruksikan untuk melakukan pemeriksaan kepada suporter yang tidak menggunakan atribut Arema.

“Karena dikhawatirkan ada suporter menyusup serta diminta untuk tidak melakukan tindakan berlebih saat terjadi chaos,” tuturnya.

Pada pukul 18.00 WIB, pintu 12 dibuka. Satu per satu penonton mulai memasuki tribun Stadion Kanjuruhan. “Hingga babak pertama usai, sekitar pukul 20.00 WIB, masih ada penonton yang keluar masuk lewat pintu 12,” katanya.

Dia mengungkapkan 15 menit sebelum pertandingan berakhir sekitar pukul 22.00 WIB, Eka sempat beristirahat sejenak di warung terdekat bersama anggota lainnya.

Saat menuju ke warung, pintu 12 masih dalam keadaan terbuka dan steward masih melakukan penjagaan.

“Lima menit sebelum pertandingan usai, saya diperintah Kapolsek Pakis untuk menuju ke lobi guna melaksanakan penyekatan barikade untuk mengawal ofisial Persebaya yang hendak meninggalkan stadion,” katanya.

Saat menuju lobi, dia tak melihat steward berjaga di pintu 12. Dia pun bergegas menuju lobi. Namun, Eka tiba-tiba berinisiatif untuk kembali menuju pintu 12 saat tiba di pintu 14.

“Sebelum sampai pintu 12, saya melihat ada perempuan yang terjepit di pintu 13. Melihat itu, saya langsung berniat mengevakuasi wanita tersebut, tetapi tidak bisa lantaran banyak Aremania yang mendorong dari dalam,” katanya.

Eka juga bersaksi dirinya sempat mendengar suara letupan yang terdengar dari dalam. Namun, dia tak mengetahui pasti suara tersebut. Saat berusaha melakukan pengecekan, dia melihat banyak suporter di pintu 13 berusaha untuk keluar. Sementara itu, banyak korban yang berjatuhan di pintu 12.

Melihat hal itu, dia langsung melaporkan kepada perwira polisi Ipda Sumartono dan meminta untuk segera dikirim bantuan. Tak berselang lama, beberapa personel bantuan pun datang dan segera melakukan evakuasi kepada suporter.

“Saya tidak mengetahui pasti apakah suporter tersebut meninggal atau tidak. Yang terpikir dibenak saya ialah evakuasi dan tolong mereka. Semua suporter dievakuasi ke lobi dan pintu,” ucap Eka. (Rif)

Comments
Loading...

This site is protected by wp-copyrightpro.com