Evakuasi Korban Tragedi Kanjuruhan Hanya Aremania, Pemilik Warung: Tidak ada petugas sama sekali

0 59

Surabaya, Lenzanasional.com Melihat banyak suporter Arema FC berdesak-desakan keluar setelah polisi menembakan gas air mata ke tribun dan lapangan. Begitu pengakuan Yunani, seorang pemilik warung sekitar Stadion Kanjuruhan di persidangan. Kamis (19/1/2023).

Yunani dihadirkan Jaksa Penuntut Umum (JPU) dalam persidangan dua terdakwa tragedi Kanjuruhan Malang yang digelar di ruang Cakra PN Surabaya secara offline.

Yunani membenarkan soal peristiwa tragis yang terjadi usai pertandingan Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, pada 1 Oktober 2022. Dia melihat banyak suporter yang berdesak-desakan keluar dari stadion setelah polisi menembakan gas air mata.

“Saya lihat berdesak-desakan, menjerit-jerit,” kata Yunani yang hadir sebagai saksi korban di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Kamis (19/1/2023).

Tak hanya itu, Yunani juga mendengar suara ledakan dari dalam stadion sebanyak dua kali.

“Dengar suara ledakan dua kali di atas stadion. Asap enggak kelihatan,” tuturnya.

Akibat tembakan gas air mata itu, banyak suporter Arema FC berlari mencari tempat perlindungan. Mereka langsung menuju warung milik Yunani.

“Saya beri minum, mereka mengalami luka pada bagian kepala. Saya beri obat,” katanya.

Parahnya, banyak suporter Arema FC yang meninggal ketika dibawa ke warungnya.

“Ada yang meninggal, tetapi di dalam stadion, dibawa ke warung sudah meninggal,” ucapnya.

Evakuasi korban luka dan tewas, kata dia, hanya dilakukan oleh para suporter. “Yang bawa ke ruko Aremania, tidak ada petugas sama sekali,” tutur Yunani. (Rif)

Comments
Loading...

This site is protected by wp-copyrightpro.com