Singapore Polytechnic dan UM Surabaya Kerjasama Dalam KKN di Lamongan

0 117

SURABAYA, Surabaya Kota – Surabaya Kota – Tiga puluh mahasiswa Singapore Polytehnic bekerjasama dengan mahasiswa UM Surabaya dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Learning Expres (Lex) selama 12 hari di pesisir Paciran Lamongan Jawa Timur.

Dalam program yang membekali mahasiswa dengan pola pikir design thinking dalam konteks inovasi sosial ini, mahasiswa dapat menikmati pengalaman di luar buku teks seperti belajar bahasa baru dan mengikuti homestay komunitas.

Mahasiswa juga dapat berinteraksi dan membangun persahabatan dengan pemuda dari asia dan mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang masalah yang dihadapi komunitas luar negeri.

Dede Nasrullah Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) mengatakan, agenda KKN Learning Expres merupakan kegiatan pertama kali yang dilakukan UM Surabaya dengan Singapore Polytehnic dibawah naungan biro LPPM secara langsung. Dimana dalam program tersebut terdapat tiga fokus permasalahan utama dalam kegiatan KKN ini.

“Ada tiga permasalahan yang kita fokuskan, pertama terkait keselamatan kerja petani siwalan dan pengrajin batik, kedua produk ramah lingkungan dan peningkatan produktivitas petani,” kata Dede, Senin (24/9/23).

Terlebih kondisi petani siwalan di pesisir Paciran perlu mendapatkan perhatian yang serius karena hal ini berkaitan erat dengan keselamatan kerja, ditambah lagi mayoritas petani siwalan adalah mereka-mereka dengan usia yang sudah lanjut namun harus tetap memanen.

“Persoalan lain adalah produk ramah lingkungan dan peningkatan produktivitas petani. Jadi mahasiswa yang terjun nantinya juga akan bekerjasama dan memecahkan suatu masalah terkait bagaimana memanfaatkan sesuatu yang tidak memiliki nilai menjadi barang yang memiliki nilai jual salah satunya kulit siwalan yang selama ini tidak dimanfaatkan,” terang Dede.

Selain berfokus pada petani siwalan, mahasiswa juga akan berfokus pada peningkatan produktivitas Batik Sendangagung Paciran. Diharapkan dalam waktu yang singkat selama 12 hari, 30 mahasiswa Singapore dan 31 mahasiswa UM Surabaya akan menghasilkan prototype alat bantu yang dibutuhkan masyarakat, khususnya petani siwalan dan perajin batik.

Sementara itu Cyrine Jossa salah satu fasilitator atau Dosen Pendamping Singapore Polytehnic merasa haru atas sambutan yang luar biasa oleh tim UM Surabaya. Ia menyebut semua kebudayaan Indonesia otentik dan unik. Ia merasa terhibur, bahkan 30 mahasiswa asal Singapore merasa takjub atas penampilan-penampilan yang ditampilkan mahasiswa UM Surabaya.

Cyrine berharap agar kegiatan KKN Lex ini menghasilkan produk yang sustainable, artinya barang ramah lingkungan dalam proses produksi maupun konsep bisnisnya dengan tidak mengabaikan isu-isu lingkungan. (R1F)

Comments
Loading...

This site is protected by wp-copyrightpro.com