Arsitektur Untag Surabaya Lengkapi Fasilitas Laboratorium Guna Dukung Pembelajaran dan Pengetahuan Mahasiswa

0 306

SURABAYA, Lenzanasional – Program Studi (Prodi) Arsitektur Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya memberikan fasilitasi maksimal pada proses pembelajaran mahasiswa guna menunjang prestasi, dan menstimulus inovasi serta daya kreativitas mahasiswa.

Satu diantaranya dengan keberadaan Fasilitas Laboratorium Prodi Arsitektur Untag Surabaya, yang berperan krusial dalam mendukung pembelajaran mahasiswa dan mengintegrasikan pengetahuan mereka dengan kebutuhan masyarakat.

Prodi Arsitektur memiliki empat jenis laboratorium, yaitu Lab Pemukiman, Perancangan Kota dan Lanskap, Lab Sains, Struktur, dan Budaya Arsitektur, Lab Arsitektur Digital, serta Lab Perancangan Akhir.

Praktikum tidak hanya terbatas pada laboratorium dalam ruangan (indoor) tetapi juga melibatkan laboratorium di luar ruangan (outdoor). Outdoor class atau yang dikenal sebagai Moving Studio menjadi kegiatan praktik yang melibatkan mahasiswa langsung berinteraksi dengan masyarakat di luar lingkungan kampus.

Kepala Laboratorium (KaLab) Pemukiman, Perancangan Kota dan Lanskap, Dr. Ir. R.A. Retno Hastijanti, MT., menjelaskan bahwa mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam masyarakat.

“Saat ini terdapat tujuh kampung, seperti Kampung Maspati, Peneleh, Candi Rejo Genteng, Ketandan, Tambak Sumur, Jambangan, dan Simoketawang, menjadi outdoor lab untuk kegiatan lapangan seperti simulasi untuk FGD, pemetaan kampung, dan stakeholder mapping,” kata Retno Hastijanti.

Retno juga mengatakan, kerjasama dengan kampung-kampung tersebut mencerminkan pendekatan Outcome-Based Education (OBE) dengan pemberdayaan masyarakat.

“Mahasiswa diajak berhadapan dengan kasus di masyarakat dan mencari solusi yang dapat diterapkan. Ini menegaskan bahwa produk arsitektur harus dapat diterima oleh masyarakat, dan hal ini diuji melalui konfirmasi dengan lab di luar kampus yang melibatkan aspek sosial,” terang Retno.

Produk arsitektur sendiri sangat penting untuk dapat diterima oleh masyarakat, dan hal ini diuji melalui konfirmasi dengan laboratorium di luar kampus yang melibatkan aspek sosial.

Kepala Laboratorium (KaLab) Sains, Struktur, dan Budaya Arsitektur (SSB), Dr. Ir. Ibrahim Tohar, MT., menjelaskan bahwa terdapat tiga kegiatan utama dalam praktik Lab. SSB.

“Terdapat tiga kegiatan utama dalam Lab. SSB. Pertama, melibatkan struktur konstruksi bangunan, mencakup konstruksi dasar, struktur bentang lebar, dan struktur bangunan tinggi. Kedua, melibatkan pendekatan budaya atau arsitektur tradisional. Dan ketiga, fokus pada building science,” jelas Ibrahim Tohar.

Ketiga aspek ini merupakan satu kesatuan yang terintegrasi dan saling berkesinambungan dalam ranah arsitektur secara keseluruhan.

“Itu adalah tiga aspek besar yang terintegrasi, karena kita melihatnya secara holistik. Keseluruhan arsitektur merupakan bagian dari konsep tersebut, saling berkesinambungan mulai dari aspek budaya, munculnya produk, hingga pengembangan sistem struktur dan penerapan ilmu bangunan,” ungkap Ibrahim Tohar lagi. (R1F)

Comments
Loading...

This site is protected by wp-copyrightpro.com