SURABAYA, Lenzanasional – Bagi dr. Poerwadi, Sp.B, Sp.BA (K), menjadi dokter bedah anak bukan sekadar profesi, melainkan panggilan hati. Sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Universitas 17 Agustus 1945 (FK Untag) Surabaya, ia telah menangani lebih dari 144 kasus bayi kembar siam, menunjukkan dedikasi tinggi dalam dunia medis.
Dalam sesi berbagi ilmu bertajuk “Operasi Ratusan Bayi Kembar Siam di Indonesia”, yang disiarkan langsung melalui Instagram FK Untag Surabaya pada Jumat, 14 Maret 2025, dr. Poerwadi mengungkapkan bahwa menyelamatkan bayi kembar siam adalah tugas yang penuh tanggung jawab dan pengabdian.

“Anak-anak adalah tunas bangsa yang harus diselamatkan. Mereka adalah manusia suci yang Tuhan hadirkan ke dunia. Saya merasa bertanggung jawab untuk memberikan yang terbaik bagi mereka,” tegasnya.
Sebagai Dekan FK Untag Surabaya, dr. Poerwadi memiliki alasan kuat bergabung dengan institusi ini. Menurutnya, visi Untag Surabaya yang ingin mencetak mahasiswa dengan semangat patriotisme sejalan dengan kecintaannya pada tanah air.
“Saya ingin menghasilkan dokter yang tidak hanya unggul dalam ilmu, tetapi juga memiliki semangat pengabdian kepada bangsa,” ujar dokter yang juga berpraktik di Rumah Sakit Darmo dan Rumah Sakit Al-Irsyad Surabaya.
Dr. Poerwadi adalah salah satu dokter dengan pengalaman terbanyak dalam menangani bayi kembar siam di Indonesia. Ia menjelaskan bahwa setiap kasus memiliki tantangan tersendiri, tergantung pada kondisi organ bayi dan kesiapan tim medis.
“Keberhasilan operasi kembar siam bergantung pada kerja sama antara orang tua, tim medis, serta izin Tuhan. Banyak yang berhasil bertahan, bahkan ada yang kini sudah menikah dan memiliki anak,” jelasnya.
Namun, tidak semua bayi bisa diselamatkan. Dr. Poerwadi menekankan bahwa tim medis selalu berusaha semaksimal mungkin.
“Ada kasus yang sangat rumit, seperti bayi yang hanya memiliki satu jantung atau paru-paru yang menyatu. Saat itu, kami melakukan segala upaya agar mereka memiliki kesempatan hidup,” kenangnya.
Kembar siam bisa dideteksi sejak dalam kandungan melalui ultrasonografi (USG) pada trimester kedua kehamilan, sekitar usia 18-24 minggu.
“Kelainan ini terjadi karena dua embrio yang seharusnya terpisah gagal berkembang menjadi individu yang benar-benar terpisah. Faktor genetik dan kelainan dalam pembelahan sel dapat menjadi penyebab utama,” paparnya.
Ia juga menyarankan ibu hamil untuk menjaga asupan nutrisi, termasuk mengonsumsi vitamin B6 dan protein, demi mendukung perkembangan janin yang sehat.
Untuk memperdalam keahliannya, dr. Poerwadi tidak hanya belajar di dalam negeri tetapi juga menempuh pendidikan dan pelatihan di berbagai negara seperti Belanda, Jepang, dan China.
“Saya terus mengembangkan ilmu agar dapat memberikan penanganan terbaik bagi pasien,” ujarnya.
Saat ini, FK Untag Surabaya membuka pendaftaran mahasiswa baru hingga akhir Maret 2025. Fakultas ini menawarkan fasilitas modern, termasuk Kadaver dan Digital Anatomy, yang memungkinkan mahasiswa memahami struktur tubuh manusia dengan teknologi canggih.
Dengan berbagai keunggulan yang dimiliki, FK Untag Surabaya berkomitmen mencetak lulusan dokter yang tidak hanya kompeten, tetapi juga memiliki semangat kemanusiaan dan pengabdian tinggi di dunia medis.(**)