SUMBA TIMUR – Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, dinilai memiliki potensi yang sangat besar untuk mengembangkan komoditas rumput laut. Untuk itu, Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, mengajak Pemerintah Daerah Sumba Timur untuk menggali potensi tersebut.
Dalam kesempatan ramah tamah dengan Bupati Sumba Timur Khristofel Praing, di Kantor Bupati Sumba Timur, Senator asal Jawa Timur itu mengingatkan tentang adanya Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2019, tentang Peta Panduan atau Road Map Pengembangan Industri Rumput Laut Nasional Tahun 2018-2021.
“Dimana salah satu implementasinya adalah beroperasinya Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu atau SKPT, yang menyebar di berbagai provinsi yang menjadi batas Negara Kesatuan Republik Indonesia, termasuk di Sumba Timur,” tandasnya, Selasa (23/3/2021) malam.
Hadir dalam acara itu, Senator asal NTT Asyera RA Wundalero, Senator asal Aceh Fachrul Razi dan Senator asal Lampung Bustami Zainudin. Dari Pemda hadir juga Wakil Bupati David Melo Wadu, Wakil Ketua DPRD Yonathan Hani dan Pimpinan Forkompimda serta OPD Sumba Timur.
Dikatakan LaNyalla, Perpres 33 Tahun 2019 menargetkan Indonesia pada akhir tahun 2021 muncul sebagai pemimpin pasar industri Karaginan dan Agar-Agar. Dengan target ekspor 50 persen untuk bahan baku industri di luar negeri, dan 50 persen ekspor barang jadi, hasil produksi di dalam negeri.
“Saya memahami bahwa potensi pertanian dan peternakan di Sumba Timur cukup bagus. Tetapi rumput laut juga harus menjadi masa depan dan andalan Sumba Timur. Sebab, nilai potensi komoditas rumput laut Indonesia sangat besar. Dari catatan organisasi Masyarakat Akuakultur Indonesia, potensinya mencapai 34 miliar US Dolar,” tutur LaNyalla.
Apalagi sejak bulan Mei 2018 lalu, Amerika Serikat telah membuka kembali pintu masuk rumput laut asal Indonesia, setelah sebelumnya sempat dilarang. Ini akan memperluas potensi pasar rumput laut Indonesia di luar negeri, selain Tiongkok, Korea Selatan, Jepang, Hongkong dan lainnya.
“Peluang ini harus ditangkap oleh masyarakat Sumba Timur. Pemerintah daerah harus mendorong dan memfasilitasi peningkatan produksi rumput laut di Sumba Timur. Pemda harus aktif berkoordinasi dengan SKPT, untuk memastikan peningkatan produksi dapat dicapai, terutama dengan terus menerus melakukan pelatihan dan pembinaan,” urai mantan Ketua Umum Kadin Jatim itu.
LaNyalla mengaku pernah membaca survei di tahun 2019 lalu, keuntungan bersih pembudi daya rumput laut di Sumba Timur bisa mencapai Rp.100 juta sekali panen, dengan masa panen rata-rata sekitar 45 hari. “Angka yang cukup bagus, dan masih bisa ditingkatkan lagi. Apalagi dengan dukungan serius dari Pemerintah Daerah,” ujarnya.
Sementara itu Bupati Khritofel kepada LaNyalla berharap DPD RI membantu memperjuangkan pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) Kabupaten di Sumba Timur, dengan membentuk tiga kabupaten baru. Yakni, kabupaten Sumba Timur Jaya, Kabupaten Sumba Selatan dan Kabupaten Pahunga Lodu. (Mk)