Manggarai, lenzanasional.com – Kehadiran sanggar seni “ I ‘ Production yang sudah lama berkiprah memajukan seni budaya di
Kab.Manggarai Barat sejak 2009 sangat membantu dalam meningkatkan SDM di bidang seni pertunjukan di manggarai Barat.
Lembaga ini diinisiasi oleh Pendirinya Andi Tenrilebbi, yang memang sudah lama sanggar ‘ I ‘ Production berdiri awalnya di Kota Palopo pada tahun 1999, dan beberapa daerah di wilayah Sulawesi selatan, hingga group ini membuka sayap ke daerah Flores
yaitu Manggarai Barat., sebut saja Virgula Gaudens Bermansia, Tini, Maria mawul, Erna Ju, lorensa da kosta, itu adalah para pendiri sanggar ini di Labuan Bajo.
Awal terbentuknya tahun 2009, sanggar ini di Pimpin oleh Tini.A.Md, yang akrab disapa Tua tini, memimpin group ini selama 3 tahun, dan kemudian di lanjutkan kepemimpinannya oleh Virgula Gaudens Bermansia atau yang akrab di sapa ibu Dens, kemudian di rumah bu Dens lah sampai sekarang sanggar ini berkembang dan telah memiliki tempat Latihan yang permanen yaitu di cowangdereng Desa Batu Cermin kec. Komodo Kab.Manggarai Barat.
Perjalanan sanggar seni ‘I‘ Production diawal terbentuknya penuh rintangan, hal ini di sebabkan karena banyak kalangan mengatakan bahwa
pertunjukan yang di lakukannya tidak mengarah ke pertunjukan tradisi, baik dari segi kostum maupun pada musik yang di lakukannya.
Namun sejalan dengan waktu dan seringnya sanggar ini memberikan workhop di beberapa sekolah masuk dengan cara door to door dan menawarkan program workshopnya ke sanggar sekolah, dan memotivasi sehingga terbentuk sanggar-sanggar di sekolah, hingga lambat laun mereka bisa menerima, bahwa kretaifitas dalam sebuah karya sangat dibutuhkan untuk memperkaya pertunjukan tersebut, bagaimana sanggar ini juga memotivasi agar sanggar yang ada bangkit Kembali.
Tahun 2009 konser perdana di lakukkan oleh sanggar ini dengan melibatkan 100 orang anak, dan
konser ini sangat berhasil, dengan mengusung 12 karya yaitu (tari, teater,musik,puisi, tari massal,
vokal group, dll) konser ini sangat berhasil, dengan antusias para peserta, beberapa gebrakan yang dilakukan oleh sanggar ini diantaranya, keprihatinan kepada para pelajar yang tidak mengetahui tari tradisional Nudndundake, bahkan hanya beberapa orang saja yang tahu, dan adanya
ketidaksamaan ragam gerak tari ndundundake.
Itulah yang memacu sanggar seni ‘I‘ production membuat sebuah konser Massal tari ndundundake dan mengajukan ke MURI. Di tahun 2011, di samping itu mendukung Komodo menjadi new seven wonder, dan kemirisan juga di rasakan oleh group ini di saat tamu tamu asing datang ke labuan bajo dengan membawa kain kain bali, dan kain kain tenun bahkan tidak pernah di gunakan oleh turis mancanegara, maka diinisiasilah pengajuan ke Rekor MURI, untuk mengajukan pengguna selendang songke terbanyak , hingga saat itu laku terjual selendang songke di labuan Bajo sebanyak 2000 lembar.
Bahkan mengambil dari kabupaten
Manggarai karena stock sudah habis. Hingga pengrajin tenun termotivasi untuk menenun selendang songke ini dan tentunya meningkatkan usaha pengrajin tenun.
Hingga sampai saat ini sanggar ini sudah menghasilkan ratusan karya dan beberapa even besar diantaranya sebagai koreografer Sail Komodo, koreografer Tour de Flores, karyanya juga pernah melakukan pertunjukan di Luar Flores yaitu di festival Serumpun sebalai di Bangka Belitung, Festival tari se Indonesia Timur, Mendapatkan penghargaan dari Menteri Pariwisata sebagai Penggagas Peduli Sampah di Manggarai Barat, bahkan ibu Menteri Maria Pangestu Bersama Bapak Gubernur NTT , Bersama Bupati Kab. Manggarai Barat beserta jajarannya datang berkunjung ke sanggar ini pada tahun 2014.
Karya-karya yang di hasilkan oleh sanggar ini di bawah bimbingan koreografer Andi Tenrilebbi, lebih sering mengangkat budaya dan ceritra atau legenda daerah, contohnya Tari Tana Lino (ini mengisahkan tentang manusia pertama yang ada
di Tana Mnaggarai)Motang Rua (seorg tokoh pahlawan dari Manggarai yang pernah di buang ke Vietnam) Wunut (tentang rumah wunut yang ada di manggarai),loke ngerang (putri cantik dari ndoso, yang rela mati demi tidak terjadi perang dalam memperebutkannya menjadi seorang
permaisuri kerajaan, dan hingga kulitnya yang mulus di kuliti oleh ayahnya dan di buatkan
gendang), dan untuk meningkatkan SDM di bidang seni, sanggar ini juga memotivasi anak- anaknya untuk sekolah di jurusan seni dan pariwisata, dan berhasillah beberapa anak binaannya sudah menyelesaikan Pendidikan seni baik di IKJ maupun di UNM makassar jurusan Tari. (andi)