KONI Jatim Panggil 65 Pengurus Cabor Dan Pelatih.

0 85

SURABAYA, Lenzanasional – Persiapan terus dilakukan oleh seluruh Cabang Olahraga yang tergabung dalam Skuad Pemusatan Latihan Daerah ( Puslatda ) Jawa Timur 100 / V Proyeksi Pekan Olahraga Nasional ( PON ) XXI 2024 Aceh – Sumatera Utara.

Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia ( KONI ) Jatim , M Nabil mengatakan , pihaknya telah melakukan pemanggilan 65 Pengurus dan Pelatih Cabang Olahraga untuk melakukan presentasi terkait kesiapan , pemetaan dan peluang medali.

Dari hasil tersebut , ia mengaku cukup optimis Jatim bisa meloloskan banyak Atlet ke PON. Hanya saja , ia masih merahasiakan proyeksi atau target medali masing – masing Cabor di Pra – PON nanti.

Ketua KONI Jatim panggil 65 pengurus dan pelatih cabor

 

“Optimisme teman – teman ada , tapi yang saya senang mereka objektif menyampaikan apa yang kurang dan lebih. Namun prediksi itu harus dibuktikan di lapangan , realitasnya di Pra – PON nanti semoga bisa mencapai target,” kata Nabil.

Dari hasil Pra – PON nantinya akan kembali dievaluasi bagaimana peluang raihan medali Jatim di PON. “Sementara yang meraih Perunggu tidak bisa kami Follow Up, hanya Emas dan Perak yang kami prioritaskan. Itupun Perak yang berpeluang bisa menjadi Emas,” imbuhnya.

Selain itu , mantan Komisioner KPU Jatim itu mengatakan , dalam pertemuan itu pihaknya juga melibatkan Tim Badan Sport Science yang terdiri dari Tim Fisik , Tim Masase , Tim Psikologi , Tim Kesehatan dan Tim Gizi untuk membahas kondisi dan upaya pemecahan masalah yang ada pada masing – masing Atlet.

KONI Jatim optimis bisa loloskan banyak atlet ke PON Aceh – Sumut.

 

Di luar lima pilar itu , Cabor banyak yang mengeluhkan masalah tidak adanya Try Out maupun dukungan pembaharuan peralatan karena penyesuaian anggaran oleh KONI Jatim.

Namun dari hasil itu , Nabil mengatakan , akan berupaya semaksimal mungkin untuk melakukan pengadaan peralatan baru. “Peralatan kami upayakan secara maksimal , memang ada pergantian alat yang harus diganti karena ketika mereka bertanding dengan alat baru maka harus adaptasi,” kata alumnus Universitas Islam Negeri Surabaya itu.

“Misal tempat latihan seperti Sepatu Roda antara yang kami pakai berbeda dengan lapangan Pra – PON nanti. Sehingga kami pertimbangkan agar ada lapangan yang sama dengan tempat tanding. Dengan ini nanti hasilnya bisa jadi sesuai,” pungkasnya.(Hum/Gus)

Comments
Loading...

This site is protected by wp-copyrightpro.com