Nama Tri Adhianto Bertengger dalam Survei Cawalkot Bekasi

0 284

JAKARTA, Lenzanasional – Lembaga survei ETOS Indonesia Institute pada Selasa (5/7/2022) merilis hasil survei calon Wali Kota Bekasi yang keempat kalinya.

“Survei terkait elektabilitas dan popularitas calon wali kota (Cawalkot) Bekasi oleh Etos Indonesia ini merupakan yang keempat kalinya,” kata Direktur Infokom ETOS Indonesia Institute, Novita Fearly dalam keterangannya, Selasa (5/7/2022).

Menurut Novuia, survei yang dilakukan kali ini kembali menarik. Di mana nama Tri Adhianto selaku Plt Wali Kota Bekasi masih menempati posiai puncak dengan perolehan persentase 29 %.

Sedangkan, politisi PKS Heri Koeswara menempati urutan kedua dengan persentase 17,9%. Kemudian disusul Zainul Miftah yang merupakan politisi Partai Golkar dengan persentase 16,1%.

“Yang menarik lagi nama Novel Saleh Hilabi menempati posisi keempat dengan persentase 14.4%. Dan seperti kita ketahui bersama bahwa Novel merupakan rivalitas Ade Puspitasari pada Musda Golkar tahun lalu,” ujar Novita.

Sementara di urutan terakhir, tokoh pemuda Kota Bekasi yang juga Ketua Bapera Jawa Barat, Raden Andreas Nandiwardhana dengan persentasenya 12,1%.

Menurut Novita, survei yang dilakukannya dinilai sangat menarik, mengingat dinamika perpolitikan di Kota Bekasi sangat dinamis.

Survei dilakukan melalui wawancara terhadap 1000 responden dengan margin eror 2,1% dan tingkat kepercayaan 95 %. Dia pun berharap survei yang dilakukannya menjadi acuan dan gambaran masyarakat Kota Bekasi khususnya.

Novita mengatakan, tingginya popularitas Tri Adhianto lantaran politisi PDIP itu saat ini menjabat Plt Wali Kota Bekasi. “Jadi sangat wajar bila dalam survei itu nama incumbent selalu diuntungkan. Karena sering turun ke lapangan sehingga masyarakat lebih mudah mengenalnya,” jelasnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Etos Indonesia Institute, Iskandarsyah mengungkapkan, hilangnya nama anak Wali Kota Bekasi non aktif Rahmat Effendi yakni Ade Puspitasari dalam survei yang dilakukan oleh Etos, dinilai karena kasus korupsi yang menjerat orang tuanya itu sangat melukai masyarakat Kota Bekasi.

“Memang ada kalangan yang sedikit bernada protes atas tenggelamnya nama Ade Puspita dalam survei Etos. Tapi kami sampaikan persentase Ade terjun bebas dibawah 4 persen. Artinya ada ketidaksukaan publik Kota Bekasi atas pernyataan Ade paska ayahnya tertangkap KPK,” beber Iskandar.

Terlebih pasca penangkapan orang tuanya, Ade sangat reaktif dan menuduh KPK bertindak tidak obyektif. Hal itu yang mendasari masyarakat jadi tidak suka terhadap Ade.

Menurut dia, sangat wajar jika masyarakat saat ini mulai apatis terhadap Ade Puspita yang notabene putri dari Rahmat Effendi.

Iskandar menilai kasus Rahmat Effendi merupakan preseden buruk di tengah semangat pemerintah pusat untuk memberantas korupsi.

“Namun demikian, survei itu kan tidak permanen, kita liahat nanti di survei kami yang kelima, apakah nantinya ada pergerakkan atau pergeseran nama-nama Calwalkot diatas,” pungkas Iskandar.

Comments
Loading...

This site is protected by wp-copyrightpro.com