Unesa Program Kerja KKN-T Pancasila Dan Konservasi Cemara Laut Paciran – Lomongan
Lamongan, Lenzanasional.ccom — Tim KKN-T Universitas Negeri Surabaya (Unesa) di Desa Paciran melaksanakan kegiatan sarasehan pancasila dan konservasi cemara laut. Acara “SARASEHAN PANCASILA — Implementasi Nilai Asta Cita Membangun dari Desa Melalui Inovasi Keberlanjutan Nira Berbasis Nilai-Nilai Pancasila di Desa Paciran Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan Jawa Timur” merupakan salah satu rangkaian acara pada program kerja KKN-T Pancasila Paciran.
Acara tersebut dilaksanakan pada hari Sabtu, 14 Juni 2025 dimulai pukul 09.00 WIB. Tema acara dari sarasehan ini adalah “DARI KITA, OLEH KITA — Mengelola Alam demi Masa Depan Desa” yang disampaikan oleh bapak Ahmad Nizar Hilmi, S.AP., MPA., C.C.D.
Acara sarasehan dilaksanakan di Balai Desa dan dihadiri oleh seluruh perangkat Desa Paciran mulai dari BPD, LPM, kepala desa, hingga staff desa.
Selain itu, acara tersebut juga dihadiri oleh ibu-ibu PKK, karang taruna, Rukin Melayan (RN ), kepala sekolah, dan ketua RT. Pada acara Sarasehan Pancasila ini mengupas tuntas terkait permasalahan alam dengan keterkaitan nira dan mangrove.
Permasalahan nira dan mangrove saat ini sangat berdampak pada lingkungan. Kondisi lingkungan hidup di Indonesia mulai 1 Januari 2024 sampai dengan 1 September 2024 banyak mengalami bencana alam. Bencana alam yang sering terjadi di Indonesia berupa banjir, kemarau, tanah longsor, kebakaran hutan dan lahan, sampah plastik yang menggunung.
Sampai tanggal 31 Desember 2020 pukul 15.00 WIB, tercatat jumlah kejadian bencana sebanyak 4.650 kejadian. Kejadian bencana alam mendominasi adalah bencana banjir, kemudian diikuti berturut-turut puting beliung dan tanah longsor.
Bencana alam menimbulkan terdampak dan mengungsi 6.796.707 jiwa, sedangkan sebanyak 418 jiwa meninggal dan hilang, serta luka-luka 619 jiwa. Selain bencana alam, pada tanggal 13 April 2020 Pemerintah menetapkan penyebaran Covid-19 sebagai Bencana Nasional non alam.
Sampai tanggal 31 Desember 2021, tercatat jumlah kejadian bencana sebanyak 5.402 kejadian. Kejadian bencana alam mendominasi adalah bencana banjir, kemudian diikuti cuaca ekstrem dan tanah longsor. Bencana alam menimbulkan terdampak dan mengungsi 7.630.692 jiwa, sedangkan sebanyak 728 jiwa meninggal dunia dan 87 hilang serta 14.915 jiwa luka – luka.
Sampai tanggal 31 Desember 2022, tercatat jumlah kejadian bencana sebanyak 3.544 kejadian. Kejadian bencana alam mendominasi adalah bencana banjir, cuaca ekstrem dan tanah longsor. Bencana alam menimbulkan korban meninggal dunia 858 jiwa, hilang 37 jiwa, 8.733 luka-luka dan terdampak dan mengungsi 6.144.534 jiwa.
Sampai tanggal 31 Desember 2023, tercatat jumlah kejadian bencana sebanyak 5.400 kejadian. Kejadian bencana alam mendominasi adalah bencana kebakaran hutan dan lahan, cuaca ekstrem, serta banjir.
Bencana alam menimbulkan korban meninggal dunia 275 jiwa, hilang 33 jiwa, 5.795 luka-luka dan terdampak dan mengungsi 8.491.288 jiwa. Pada dasarnya kita hanya dapat meminimalisir akar gejalanya, bukan akar permasalahannya. Oleh sebab itu, kita harus mengenali gejalanya agar tidak timbul bencana yang tidak diharapkan.
Begitupula terkait pohon siwalan di Desa Paciran yang terus berkurang karena adanya beberapa faktor penyebab. Salah satu penyebabnya adalah adanya alih fungsi lahan. Lahan Siwalan, pada saat ini dialihkan fungsi menjadi perumahan dan pabrik, sehingga keberadaan Pohon Siwalan mengalami penurunan.
Pada musim hujan, produktivitas Pohon Siwalan juga mengalami penurunan dibandingkan ketika musim kemarau. Ketika musim hujan, rasa air nira menjadi kurang manis karena akarnya bercampur air hujan. Hal ini menjadikan harga air nira ikut menurun.
Pohon yang berumur ratusan tahun juga mengalami penurunan.
Hal ini disebabkan karena adanya penebangan dan dialihfungsikan. Persebaran pohon siwalan pada decade 90an lebih banyak dari pada tahun 2029. Pada tahun 2019, persebaran Pohon Siwalan hanya tersisa 25%.
Selain itu, penurunan Pohon Siwalan juga kurang mendapatkan perhatian dari Pemerintah Daerah seperti, belum adanya fasilitas yang dapat membantu aktivitas petani siwalan, belum adanya fasilitas alat-alat produksi untuk penunjang panen maupun membuat produk hasil seperti Gula dan Air Legen. Pada tahun 2019, masyarakat pernah kumpul di Balai Kecamatan dan pemerintah ingin langsung produk dari Pohon Siwalan sudah dalam bentuk kemasan.
Namun, dari pihak Pemerintah Kecamatan tidak ada pendampingan. Oleh sebab itu, diharapkan perhatian Pemerintah kepada petani-petani nira.
Pada hari Minggu, 15 Juni 2025 Mahasiswa KKN Unesa melaksanakan program kerja “Konservasi Cemara Laut”. Acara ini dimulai pukul 09.00 WIB yang dihadiri oleh rukun nelayan, karang taruna, UPT Perikanan, PR GPR Ansor Paciran, PR IPNU Paciran, PR PM Paciran, PC IPM Paciran, dan beberapa tokoh masyarakat Paciran.
Konservasi Cemara Laut dilaksanakan di halaman Masjid Baitul Jannah Paciran ( Watu Bolo ).
Konservasi Laut adalah upaya perlindungan, pelestarian, dan pemulihan ekosistem laut dan pesisir, serta keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya. Tujuannya adalah untuk memastikan keberlanjutan sumber daya laut agar dapat dinikmati oleh generasi sekarang dan yang akan datang.
Sebelum dilaksanakannya program kerja ini, para mahasiswa KKN Unesa telah melakukan survey lokasi terlebih dahulu guna mendapatkan area penanaman yang membutuhkan konservas. Pada program kerja ini, dilaksanakan penanaman sebanyak 100 pohon cemara. Tidak hanya melakukan penanaman, tetapi juga dilaksanakan pembersihan sampah di area penanaman.
Program kerja ini merupakan wujud kepedulian mahasiswa terhadap perlindungan dan pelestarian pesisir laut. Penanaman dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah dijelaskan oleh bapak Mukhlisin selaku ketua rukun nelayan Paciran.
Proses penanaman dimulai dengan membuat lubang terlebih dahulu. Kemudian, tanam cemara laut dengan kedalaman kurang lebih 20 – 30 cm dengan jarak penanaman 1 – 3 m. Lalu, berikan penyangga pada pohon cemara agar pertumbuhannya tidak melengkung.
Konservasi cemara laut memiliki beberapa manfaat yang berkelanjutan. Manfaat paling utama adalah untuk mencegah abrasi dan erosi laut. Cemara laut membantu menstabilkan pasir dan area laut yang rentan. Barisan pohon cemara laut berfungsi sebagai benteng alami yang meredam kekuatan gelombang pasang, tsunami, dan angin kencang yang datang dari laut.
Hal ini melindungi pemukiman, infrastruktur, dan lahan pertanian di belakangnya dari kerusakan parah. Sebagai vegetasi hijau, cemara laut membantu menyerap karbon dioksida dan melepaskan oksigen, berkontribusi pada peningkatan kualitas udara. Rimbunnya daun juga dapat meredam kebisingan dari lingkungan sekitar laut.
( Hum – Gus )