BKKBN Jatim dan Komisi IX DPR RI “Promosi dan KIE Pengasuhan Balita”

0 136

SURABAYA, Lenzanasional – BKKBN Jatim Kembali menyelenggarakan kegiatan Advokasi dan KIE Percepatan Penurunan Stunting dan Penguatan program Pembangunan Oleh Mitra Kerja Provinsi Jawa Timur. Minggu (21/5/2023), di Aula SMKN 6 Surabaya.

Acara pembukaan dihadiri oleh Komisi IX DPR RI, H. Sungkono, Koordinator Kependudukan Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Uni Hidayati, SE, MM, Ketua Tim Kerja Balita, Anak dan Lansia Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Nur Hotimah, S.Sos, M.PSDM, dan Sub Koordinator Dalduk dan KS DP3APPKB Kota Surabaya, Wiwin Wahyuningsih, A.Md, Keb.

Sub Koordinator Dalduk dan KS DP3APPKB Kota Surabaya, dalam laporannya menyampaikan ada setidaknya ada 3 tujuan dalam penyelenggaraan acara.

Pertama, meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi tentang pengasuhan 1000 hari pertama kehidupan, agar dapat menjadi kader handal yang menjadi contoh bagi kader-kader lainnya dalam percepatan penurunan angka stunting di wilayah masing-masing.

Kedua, penyemangat bagi kelompok- kelompok kegiatan lain dalam pencegahan dan percepatan penurunan angka stunting. Mendukung pelaksana program pembangunan keluarga dalam upaya percepatan penurunan stunting di wilayah masing-masing.

Ketiga, memperkuat jejaring dan kemitraan dalam rangka sukses dan terlaksananya program percepatan penurunan stunting melalui sinergitas dan kolaborasi para pemangku kepentingan.

Pada kesempatan yang sama Ketua Tim Kerja Kependudukan, Ibu Uni Hidayati, SE, MM, menyampaikan bahwa BKKBN melalui kelompok Bina Keluarga Balita (BKB) secara masif dan terus-menerus melakukan sosialisasi kepada masyarakat khususnya pada ibu hamil, keluarga baduta dan keluarga balita tentang pentingnya pengasuhan yang baik di masa 1000 HPK dan balita agar terhindar dari stunting.

Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Anak stunting lebih pendek atau perawakan pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berfikir.

Hampir 50 persen kasus stunting tercipta dari kehamilan baru terlihat ketika anak berusia dua tahun. Oleh Karena itu Periode 1000 HPK merupakan periode penting dalam kehidupan yang sangat mempengaruhi terjadinya stunting pada anak.

Uni juga menjelaskan bahwa pondasi utama kehidupan manusia dimasa depan sangatlah dipengaruhi pola pengasuhan di 1000 HPK artinya 270 hari di masa kehamilan dimana harus rutin diperiksakan ke Faskes / dokter.

“Minimal 4 kali di masa kehamilan akan lebih baik lagi jika rutin setiap bulan, mengkonsumsi makanan bergizi dan rutin konsumsi tablet tambah darah. Setelah masa kelahiran, bayi di beri ASI eksklusif, mulai usia 6 bulan diberi MPASI dan dilanjutkan ASI sampai 2 Tahun,” terang Uni.

“Selain itu, pencegahan stunting dimulai dari hulu yaitu remaja putri sebagai calon ibu dikarenakan mengalami menstruasi setiap bulan sehingga remaja putri harus diberikan tablet tambah darah yang di dampingi oleh guru di sekolah. Begitu juga dengan calon pengantin perlu diperiksakan kesehatannya dan bagi calon perempuan diberikan tablet tambah darah minimal 3 bulan sebelum menikah,” ungkap Uni.

Data menunjukkan bahwa angka rata-rata prevalensi stunting di Indonesia berdasarkan SSGI Tahun 2022 adalah 21,6%, sementara rata-rata prevalensi stunting di Jawa Timur adalah 19,2%. Kota Surabaya merupakan kota dengan prevanlensi stunting terendah se-Jawa Timur, yaitu sebesar 4,8%.

Uni menegaskan bahwa hal tersebut merupakan kerja keras semuanya khususnya kader-kader yang hebat di kota Surabaya. Tentunya hal ini tidak terlepas dari dukungan Mitra salah satunya DPR RI yang memberikan dukungan dalam pelaksanaan Program Bangga Kencana.

“BKKBN mempunyai tenaga sampai di akar rumput tidak hanya tenaga penggerak yang terdiri dari PKB dan Kader KB tetapi juga memiliki program berbasis desa dan masyarakat yang peranannya sangat penting sekali untuk membantu memfasilitasi terwujudnya keluarga sejahtera sehingga alasan tersebut menjadikan BKKBN ditunjuk sebagai ketua pelaksana program percepatan penurunan stunting,” terang Uni.

Komisi IX DPR RI, H. Sungkono dalam sambutannya mengajak para kader untuk menyiapkan anak-anak di sekitar kita agar menjadi anak yang unggul. Menurutnya, dalam rangka menuju Indonesia Emas maka Indonesia membutuhkan SDM yang berkualitas.

“SDM tidak hanya dilihat secara fisik tetapi diharapkan memiliki intelektual yang tinggi sehingga menjadi generasi-generasi yang unggul dan membanggakan negara Oleh karena itu kita tidak bisa menggantungkan dari SDA saja tetapi harus memiliki dan mencetak juga mampu menjaga SDM yang unggul. Untuk mencetak SDM yang unggul bisa diawali dengan memaksimalkan di 1000 HPK,” terang Sungkono.

Peran keluarga dalam masa 1000 HPK sangatlah penting dimana keluarga merupakan madrasah pertama dan utama bagi anak-anak yang dilahirkan. Orang tua merupakan guru, pendidik, dan role model yang pertama dan utama. Kualitas pengasuhan sangat menentukan kualitas generasi penerus yang dilahirkan oleh satu keluarga.

“Mencetak para orang tua yang cerdas dan terampil dalam pendampingan dan pengasuhan tumbuh kembang pada anak menjadi langkah sangat strategis dalam rangka perencanaan melahirkan generasi penerus yang berkualitas serta langkah strategis untuk mencegah bayi baru lahir stunting.” pungkas Sungkono.

Acara kemudian dilanjutkan dengan pemberian materi oleh 3 narasumber ahli, pertama dari Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Nur Hotimah, S.Sos, M.PSDM., dengan materi Percepatan Penurunan Stunting di masa 1000 HPK dan Balita.

Kedua, dr. Atiek Tri Arini, M.Kes dengan materi Optimalisasi Stimulasi Perkembangan Otak Pada 1000 HPK (Gerakan Kasar Halus dan Komunikasi Aktif Pasif),

Materi terakhir oleh Ahli Gizi Annas Buanasita, SKM., M.Gizi dengan materi Pemenuhan Gizi Seimbang untuk Ibu Hamil, Baduta dan Balita. (red/Rif)

Comments
Loading...

This site is protected by wp-copyrightpro.com