Dikalahkan Papua, Atlet Biliar Jatim Emilia Putri Harus Puas Dengan Medali Perak
Medan, lenzanasional.com – Kontingen Jawa Timur berhasil menambah perolehan medali perak melalui cabor biliar nomor Single Putri PON XXI Aceh-Sumut yang digelar di Gedung Pardede Hall Medan, Jl. DR. TD Pardede, Petisah Hulu, Medan Baru, Kota Medan, Sumatera Utara, Minggu (15/9/2024).
Medali perak disumbang oleh atlet biliar Jawa Timur, Emilia Putri Rahmanda, yang harus mengakui keunggulan atlet billiar Papua, Kenny Tirza Chandra.
Kenny Tirza Chandra asal Papua mengawali laga dengan kemenangan untuk membuka keunggulan dengan skor 1-0.
Pada set berikutnya, Emilia Putri Rahmanda dari Jawa Timur mampu menyamakan kedudukan dan melanjutkan dominasi untuk membalikkan keadaan menjadi unggul 2-1.
Kedua atlet saling mencetak kemenangan secara bergantian sehingga skor kembali seimbang 4-4.
Kenny kemudian mengambil alih set berikutnya untuk mengubah papan skor menjadi 5-4, dan memperlebar keunggulan hingga 6-5.
Emilia memberikan perlawanan sengit di akhir pertandingan, namun nasib berkata lain.
Pada posisi skor 6-5, Emilia berhasil memasukkan bola 10, sementara bola putih juga ikut masuk ke pocket.
Alhasil, pertandingan berakhir dengan skor 7-5 untuk kemenangan Kenny Tirza Chandra asal Papua.
Emilia Putri Rahmanda dari Jawa Timur (Jatim) mengaku puas dengan medali perak yang ia raih.
“Pencapaian di PON Aceh-Sumut ini tentu sangat memuaskan setelah dua kali saya gagal di semifinal,” ujar Emilia.
“Sedikit pasti ada rasa kecewa, cuman saya sudah bersyukur sudah sampai final dan mendapatkan perak di nomor ball single putri. Semoga untuk PON selanjutnya saya berlatih keras lagi dan ikut turnamen,” tambahnya.
Emilia juga mengomentari momen krusial di akhir pertandingan.
“Faktor keberuntungan juga berperan. Bola 10 sudah saya masukkan, tapi tahu-tahu bola putih bisa masuk juga,” ucapnya dengan rasa kecewa.
Pelatih Biliar Jatim, X Gazza Zubizareta, mengatakan, bahwa atletnya sudah berusaha memberikan kemampuan terbaiknya.
“Dari permainan Amel ini, menurut saya dia sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi ada beberapa kesalahan yang dia buat, ya karena memang ini permainan final, sangat tinggi pressure-nya. Terlihat banyak kesempatan yang sebenarnya tidak terlalu sulit, tetapi karena mental dan high pressure itu yang sedikit menghalangi,” ungkapnya.
Zubizareta, yang juga mantan atlet Biliar PON asal Medan, menambahkan, andai saja ketika tusukan Amel tadi bola putih tidak ikut masuk tentunya bakal menyamakan skor 6-6.
“Sebenarnya tadi kalau bola putih tidak masuk, kita bisa menyamakan skor 6-6. Tapi akhirnya Jatim tidak beruntung. Sebelum bertanding, prinsip kami kepada pemain adalah tidak memikirkan menang atau kalah. Intinya setelah ini kita latihan lagi, main lagi. Ada saatnya menang dan ada saatnya kalah, itu sudah pasti,” tambahnya.(*/h3r)