JAKARTA, LenzaNasional.com – Koalisi ulama dan umat 212 berharap seluruh elemen bangsa serta kekuatan politik Islam bersatu menghadapi momen pemilihan presiden (Pilpres) 2019.
Ketua Umum Persaudaraan Alumni 212 Slamet Maarif mengatakan, Pilpres 2019 adalah momentum penting bagi bangsa untuk melakukan perubahan Indonesia ke arah yang lebih baik. Saat ini, Indonesia membutuhkan banyak perbaikan demi kesejahteraan generasi mendatang.
“Permasalahan kemiskinan, kesenjangan ekonomi antara orang kaya dan miskin semakin melebar, rupiah yang terus terdepresiasi, dan persatuan negeri yang berada dalam ancaman adalah beberapa tantangan bangsa ini. Dan itu ke depan membutuhkan persatuan ulama dan umat untuk memperbaikinya,” ujar Slamet di Jakarta, Rabu (4/7/2018).
Koalisi ulama dan umat, lanjut Slamet, adalah benteng untuk menjaga dan menyelamatkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dengan peran bersama ulama dan umat, Indonesia tidak hanya akan mampu menuntaskan berbagai problematikanya, tapi juga memperkuat persatuan bangsa.
“Salah satu tantangan kita selama ini kan persatuan bangsa ini seolah-olah terbelah. Umat dibuat saling berhadap-hadapan. Ulama dibikin ada kubu-kubuan. Jadi ada pola dan kekuatan yang memecah persatuan umat Islam. Hal semacam ini harus dikoreksi,” jelas Slamet.
Ia juga menambahkan, persatuan ulama dan umat sebagai kekuatan politik nyata yang telah terbukti dalam banyak konsolidasi, seperti aksi 411 dan 212, hanya akan efektif bila ditopang infrastruktur politik berupa partai politik.
“Maka persatuan ulama dan umat harus segera terealisasi dengan dukungan partai-partai politik. Dalam hal ini, kita melihat partai yang masih segaris dengan aspirasi ulama dan umat adalah Partai Gerindra, PAN, PKS, PBB, dan Partai Berkarya serta Partai Idaman, yang bergabung ke PAN,” ujarnya.
Adapun partai politik lainnya, sambung Slamet, terlihat hanya larut pada arus yang dibangun oleh rezim yang berkuasa, dengan memberikan dukungan tanpa reserve. Dan publik akan mencatat partai mana yang mendukung persatuan ulama dan umat ini dan mana yang tidak mendukung.
“Sejarah kelak mencatat partai mana yang berada dalam garis perjuangan ulama dan umat, dan mana yang berseberangan. Karena itu kami dari PA 212 juga mengimbau agar kekuatan Islam mewaspadai upaya pecah-belah terhadap elemen-elemen Islam, termasuk pecah-belah koalisi partai politik,” ujarnya. (*)