BKKBN Jatim Bersama 700 Remaja Penguatan Program Pembangunan Keluarga

0 104

BANYUWANGI, Lenzanasional – Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur bersama dengan Dinsos PPKB Kabupaten Banyuwangi kembali menyelenggarakan Penguatan Program Pembangunan Keluarga bersama Mitra Kerja yang bertempat di Kampus 2 Institut Agama Islam Darussalam Kabupaten Banyuwangi. Rabu (12/11/2023).

Kegiatan ini menghadirkan 700 remaja yang merupakan mahasiswa Universitas KH. Mukhtar Syafaat Blokagung Banyuwangi, Santri Pondok Pesantren Darussalam Blokagung, serta mahasiswa dari beberapa universitas lainnya di Banyuwangi.

Kegiatan ini dibuka langsung secara resmi oleh Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Dra. Maria Ernawari, MM. Hadir pula dalam kegiatan ini Wakil Rektor 3 Universitas KH. Mukhtar Syafaat Blokagung, Bapak Abdi Fauji Hadiono, MH. M.Sos.

Dalam sambutannya, Abdi menyampaikan bahwa Universitas KH. Mukhtar Syafaat Blokagung Banyuwangi turut mendukung pembinaan calon pengantin yang mana dalam hal ini dilakukan dengan memberikan wawasan kepada mahasiswa dan santri tentang bagaimana menjadi calon pasangan yang baik dan bagaimana membina keluarga yang sakinnah, mawaddah, dan warahmah. Upaya ini diharapkan dapat berdampak positif pada keluarga Indonesia ke depan, termasuk upaya penurunan stunting.

Sejalan dengan itu, Erna menyebutkan bahwa calon pengantin sangat perlu untuk dikawal dan didampingi agar nantinya melahirkan bayi yang sehat atau tidak stunting. BKKBN Jawa Timur telah membentuk 93 ribu Tim Pendamping Keluarga (TPK) di desa-desa se-Jawa Timur yang akan melaksanakan tugas tersebut. TPK akan mendampingi sejak menjadi calon pengantin, hamil, hingga memiliki anak usia Baduta.

Erna mengingatkan seluruh remaja yang hadir bahwa nantinya mereka akan menjadi calon pengantin dan berkeluarga. Oleh sebab itu, remaja yang hadir perlu untuk memperhatikan diri sendiri, mulai dari hal yang mudah untuk diukur sendiri.

“Mulai perhatikan dari hal yang mudah untuk dilihat dan diukur sendiri. Contohnya, lingkar lengan atas minimal harus 23,5 cm. Indeks Masa Tubuh juga diperhatikan, bisa diukur dengan membandingkan berat badan dengan tinggi badan masing-masing. Selain itu, anemia atau tidak juga perlu untuk diperhatikan,” ujar Erna.

Sebagai Ketua Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting, BKKBN telah mensosialisasikan pentingnya pemeriksaan kesehatan bagi calon pengantin untuk cegah sunting.

Pemeriksaan ini sifatnya sederhana minimal hanya berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, dan kadar haemoglobin (Hb). Hal ini sangat memungkinkan dilakukan pemeriksaan di Puskesmas, Puskesmas Pembantu, atau klinik-klinik swasta dan/atau dokter/bidan praktek swasta.

Hasil pemeriksaan tersebut kemudian dimasukkan dalam aplikasi Elsimil sebagai alat bantu screening dan terhubung dengan TPK di wilayah masing-masing.

Erna menutup sambutannya dengan mengajak remaja yang hadir untuk membedakan kriteria cantik yang bukan seperti artis korea.

Remaja bisa membangun definisi cantik yang baru, yaitu yang sehat baik secara fisik maupun mental. Maka, putih dan kurus bukanlah keharusan. Indonesia memiliki ciri khas perempuan sendiri yang tidak bisa disamakan dengan korea atau negara-negara lain.

Dalam pelaksanaan kegiatan ini, BKKBN Jatim juga bekerjasama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Persatuan Ahli Gizi (Persagi) Banyuwangi sebagai narasumber. Dokter Juwana S Njatasaputra sebagai perwakilan dari IDI menyampaikan materi Kesehatan Reproduksi Remaja dalam Penurunan Stunting.

Sementara, Vina Meidhitya Ningrum, Amd Gz sebagai perwakilan Persagi menyampaikan materi Kebutuhan Gizi Remaja dalam pencegahan stunting.

Melalui materi-materi tersebut peserta diharapkan memiliki pemahaman yang kuat terkait program pembangunan keluarga, terutama remaja sebagai calon orang tua yang sehat sehingga tidak ada lagi stunting baru di Jawa Timur, khususnya di Kabupaten Banyuwangi. (R1F)

Comments
Loading...

This site is protected by wp-copyrightpro.com