Bripka Seladi, Polisi Teladan yang Hidupkan Nilai Kejujuran dengan Memulung

Di tengah sorotan terhadap integritas aparat penegak hukum, Bripka (Purn) Seladi muncul sebagai teladan yang patut diapresiasi. Mantan anggota Polres Malang Kota, Polda Jawa Timur, ini memilih jalan hidup sederhana dan menjunjung tinggi kejujuran sepanjang kariernya sebagai polisi.

0 136

KOTA MALANG, Lenzanasional – Di tengah sorotan terhadap integritas aparat penegak hukum, Bripka (Purn) Seladi muncul sebagai teladan yang patut diapresiasi. Mantan anggota Polres Malang Kota, Polda Jawa Timur, ini memilih jalan hidup sederhana dan menjunjung tinggi kejujuran sepanjang kariernya sebagai polisi.

Selama 16 tahun bertugas di bagian pelayanan SIM, Bripka Seladi dikenal menolak segala bentuk suap, bahkan pemberian sekecil apa pun dari pemohon SIM. Sebagai tambahan penghasilan, ia memilih bekerja sebagai pemulung di luar jam dinasnya, sebuah pekerjaan yang ia pandang sebagai ladang rezeki halal.

Di sela tugasnya sebagai polisi, Bripka Seladi mengelola sebuah gudang sampah di Jalan Dr. Wahidin, Kecamatan Klojen, Kota Malang. Gudang ini ia dirikan bersama anaknya, Rizal Dimas—yang kini juga seorang anggota Polri di Polairud Polda Jatim—dan beberapa rekannya.

“Saya tidak pernah merasa rendah diri meski harus mengurus sampah setiap hari. Ini pekerjaan halal, dan saya melakukannya dengan ikhlas,” ujar Seladi.

Selama delapan tahun terakhir, ia menjalankan usaha daur ulang ini dengan tekun. Awalnya, ia memulung menggunakan sepeda ontel untuk mengumpulkan sampah yang kemudian dipilah dan dijual. Kini, hasil dari pekerjaannya dapat menambah penghasilan keluarga sebesar Rp25.000 hingga Rp50.000 per hari.

Bripka Seladi dikenal sebagai sosok yang tak tergoda oleh “lahan basah” dalam pekerjaannya. Ia tegas menolak segala bentuk gratifikasi, termasuk pemberian kecil dari pemohon SIM. Prinsip ini juga ia tanamkan kepada keluarganya.

“Kalau ada yang mencoba memberi sesuatu, saya minta anak saya mengembalikannya. Hidup saya harus bersih,” ujarnya tegas.

Prinsip hidup ini menjadi inspirasi bagi anaknya, Rizal Dimas, yang juga turut membantu memilah sampah. Meski sering menghadapi cibiran, Rizal tetap bangga dengan ayahnya dan menjadikan nilai-nilai kejujuran sebagai pedoman dalam hidupnya.

“Saya bangga dengan ayah yang mengajarkan kerja keras dan kejujuran. Pekerjaan memilah sampah ini halal, dan saya tidak malu melakukannya,” kata Rizal, yang berhasil lolos seleksi kepolisian setelah tiga kali mendaftar.

Selain fokus pada pekerjaannya di bidang daur ulang, Bripka Seladi tetap menjalankan tugasnya sebagai polisi dengan penuh tanggung jawab. Ia kerap melanjutkan aktivitas memilah sampah setelah bertugas seharian, bahkan harus meninggalkan pekerjaan di gudang jika ada tugas tambahan dari kepolisian.

Bagi Bripka Seladi, integritas adalah nilai yang tak bisa ditawar. Ia yakin bahwa kejujuran dan kerja keras dapat berjalan beriringan, bahkan di tengah godaan dan tantangan yang kerap menghampiri.

“Kalau ada yang mencibir saya sebagai polisi sekaligus tukang rongsokan, saya jawab: saya bisa jadi seperti kamu, tapi apakah kamu bisa seperti saya?” pungkasnya penuh keyakinan.

Sosok seperti Bripka Seladi adalah bukti nyata bahwa kejujuran dan kerja keras tetap menjadi nilai yang layak dijaga dan diwariskan.(**)

Comments
Loading...

This site is protected by wp-copyrightpro.com