SURABAYA, Lenzanasional – Seorang pria lanjut usia yang sebelumnya dilaporkan tenggelam di Sungai Jagir, Wonokromo, akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Korban yang diduga berusia sekitar 60 tahun itu ditemukan mengapung sekitar 620 meter dari titik awal terlihat, tepatnya ke arah Panjang Jiwo.
Tim penyelamat yang terdiri dari berbagai unsur, termasuk BPBD Kota Surabaya, Basarnas, dan relawan, langsung mengevakuasi jasad korban setelah ditemukan pada Jumat (31/1/2025) pukul 17.06 WIB.
Kepala Sub Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Surabaya, Arif, mengatakan bahwa korban ditemukan dengan pakaian yang masih utuh.
“Alhamdulillah, korban sudah ketemu. Kurang lebih 620 meter ke arah Panjang Jiwo dari titik terakhir terlihat,” ujar Arif.
Saat ditemukan, korban tidak membawa tanda pengenal yang jelas. Sejumlah identitas yang ada dalam pakaiannya sudah tidak terbaca akibat terendam air terlalu lama. Namun, tim penyelamat menemukan sebuah kartu anggota paguyuban becak di pakaian korban.
“Tapi kami temukan kartu paguyuban becak di pakaian korban,” tambah Arif.
Hingga saat ini, belum ada konfirmasi resmi terkait identitas korban dan penyebab pasti tenggelamnya. Jasad korban telah dibawa ke RSUD Dr. Soetomo untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Sebelumnya, seorang saksi mata melaporkan bahwa korban terlihat melambaikan tangan dan meminta pertolongan saat berada di tengah Sungai Jagir.
“Tadi jam 11.24 WIB, kami menerima laporan dari CC 112 bahwa ada orang tercebur atau tenggelam di Sungai Jagir. Pukul 11.30 WIB, personel kami yang berada di sekitar KBS langsung meluncur ke lokasi dan bertemu dengan saksi mata yang melihat korban terakhir kali di tengah sungai,” jelas Arif.
Upaya pencarian dilakukan dengan mengerahkan enam perahu karet untuk menyisir area hingga radius 500 meter dari Pintu Air Jagir.
Pihak berwenang mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati saat berada di sekitar sungai, terutama di wilayah dengan arus deras seperti Pintu Air Jagir. Kejadian ini menjadi pengingat bagi warga untuk selalu waspada demi menghindari insiden serupa.(**)