Puisi Sukmawati Soekarnoputri Memancing Isu SARA

0 717

 

Jakarta,Lenzanasional.com – Masyarakat penasaran tentang puisi ciptaan Putri Bung Karno Sukmawati Soekarnoputri yang kini bikin heboh.

Sukma membacakan sebuah puisi yang ditulisnya sendiri. Judulnya “Ibu Indonesia” didalam pergelaran Indonesian Fashion Week, dalam segmen Sekarayu Sriwedari menyambut 29 tahun karya Anne Avantie, Kamis malam (29/3/2018). Sejumlah tokoh wanita Indonesia hadir dalam kegiatan itu, seperti Titiek Puspa, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, juga Ibu Shinta Abdurrahman Wahid.

Berbagai pihak mengecam puisi Sukma yang seakan menyudutkan syariat Islam, cadar dan juga suara adzan. Video Puisi itu jadi heboh setelah beredar lewat aplikasi Whatsapp.

Berikut puisi Sukma :

Ibu Indonesia

Aku tak tahu Syariat Islam
Yang kutahu sari konde ibu Indonesia sangatlah indah
Lebih cantik dari cadar dirimu
Gerai tekukan rambutnya suci
Sesuci kain pembungkus ujudmu
Rasa ciptanya sangatlah beraneka
Menyatu dengan kodrat alam sekitar
Jari jemarinya berbau getah hutan
Peluh tersentuh angin laut

Lihatlah ibu Indonesia
Saat penglihatanmu semakin asing
Supaya kau dapat mengingat
Kecantikan asli dari bangsamu
Jika kau ingin menjadi cantik, sehat, berbudi, dan kreatif
Selamat datang di duniaku, bumi Ibu Indonesia

Aku tak tahu syariat Islam
Yang kutahu suara kidung Ibu Indonesia, sangatlah elok
Lebih merdu dari alunan azan mu
Gemulai gerak tarinya adalah ibadah
Semurni irama puja kepada Illahi
Nafas doanya berpadu cipta
Helai demi helai benang tertenun
Lelehan demi lelehan damar mengalun
Canting menggores ayat ayat alam surgawi

Pandanglah Ibu Indonesia
Saat pandanganmu semakin pudar
Supaya kau dapat mengetahui kemolekan sejati dari bangsamu
Sudah sejak dahulu kala riwayat bangsa beradab ini cinta dan hormat kepada ibu Indonesia dan kaumnya.

Wakil Ketua DPR RI Taufik Kuriniawan menilai, seharusnya puisi tersebut tidak menyinggung agama, lantaran bisa menimbulkan konflik. Menurut dia, agama merupakan hal yang sangat sensitif bagi siapapun.

“Apapun yang terkait dengan syariah agama, tidak boleh menyinggung-nyinggung seperti itu, sebab pasti ada yang tersinggung, tidak terima, bisa-bisa nanti situasinya jadi konflik,” kata politikus PAN itu kepada para awak media di Gedung Nusantara III DPR RI, Jakarta Pusat, Senin (2/4/2018).

Ia menilai Sukmawati telah menyinggung simbol-simbol Islam seperti cadar dan kumandang adzan sehingga memancing reaksi masyarakat. Kini di media sosial banyak reaksi terhadap puisi Sukmawati itu. Seperti pantauan dari Lenza Nasional yang melansir beberapa komentar-komentar netizen yang yang menyayangkan Sukmawati. “Saya yakin, orang ini anti Islam,” tulis Dody Setiawan pemilik Twitter ‏@duddysatyavan sesaat lalu.

Netizen lain M. Khumaini menilai tidak elok sekelas Sukmawati membanding-bandingkan antara kebudayaan dengan keislaman. ‏”Bu Sukmawati, tidak tepat dan tidak elok membandingkan konde dengan cadar. Tidak bijak membandingkan suara kidung dengan azan. Apalagi mengganggap yang satu lebih baik dari yang satunya,” terangnya.

“Jika Ibu tidak tahu masalah syariat, hendaknya tidak membanding-bandingkan masalah tersebut,” tambah pemilik akun @mkhumaini itu.

Puisi Sukmawati juga dinilai memancing isu SARA. Penilaian itu disampaikan Ritha Nadhira pemilik akun @Ritha_Nadhira. “Sukmawati ini memancing isu SARA. Masak konde dianggap lebih baik dari cadar? Masak suaran kidung dianggap lebih merdu dari suara adzan? Jangan campuri Islam kalau kau tak paham syariat Islam, lebih baik diam dari pada bikin gaduh NKRI,” twittnya.

Sementara itu, Sukmawati menjelaskan, bahwa puisi karyanya itu merupakan suatu opini dia sebagai budayawati. “Lho Itu suatu realita, ini tentang Indonesia. Saya ga ada SARA-nya. Di dalam puisi itu, saya mengarang cerita. Mengarang puisi itu seperti mengarang cerita. Saya budayawati, saya menyelami bagaimana pikiran dari rakyat di beberapa daerah yang memang tidak mengerti syariat Islam seperti di Indonesia Timur, di Bali dan daerah lain,” kata Sukmawati, ketika dikonfirmasi, Senin (2/4/2018).

Menurut dia, isi pusi itu justru pendapat dirinya yang disampaikan secara jujur. “Soal kidung ibu pertiwi Indonesia lebih indah dari alunan adzanmu, ya boleh aja dong. Nggak selalu orang yang mengalunkan azan itu suaranya merdu. Itu suatu kenyataan. Ini kan seni suara ya. Dan kebetulan yang menempel di kuping saya adalah alunan ibu-ibu bersenandung, itu kok merdu. Itu kan suatu opini saya sebagai budayawati,” dalihnya.

“Jadi ya silakan orang-orang yang melakukan tugas untuk berazan pilihlah yang suaranya merdu, enak didengar. Sebagai panggilan waktu untuk salat. Kalau tidak ada, akhirnya di kuping kita kan terdengar yang tidak merdu,” ujarnya.

Secara terpisah, pengurus Persaudaraan Alumni 212 yang juga merupakan pengacara Habib Rizieq Syihab, Kapitra Ampera mempersoalkan puisi Sukmawati tersebut. “Saya mendapatkan video itu tadi pagi. Sudah saya cermati ada mengenai adzan dan cadar, menurut saya ada dugaan kuat mendiskreditkan agama,” Pungkas, Kapitra Ampera kepada Wartawan. (Red/LN)

Sumber Video : LN News https://youtu.be/-f9zwU5Fs8s

Comments
Loading...

This site is protected by wp-copyrightpro.com