Unesa Kukuhkan 11 Guru Besar, Perkuat Peran Akademisi sebagai Penggerak Transformasi Bangsa
SURABAYA — Universitas Negeri Surabaya kembali menegaskan komitmennya sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan inovasi dengan mengukuhkan 11 guru besar dari beragam bidang kepakaran. Pengukuhan tersebut berlangsung dalam Rapat Terbuka Senat Akademik di Graha Sawunggaling, Kampus II Lidah Wetan, Senin (29/12/2025).
Pengukuhan ini tidak sekadar menandai capaian akademik tertinggi para profesor, tetapi juga menjadi simbol penguatan peran strategis guru besar sebagai penggerak perubahan, penentu arah riset, dan jembatan antara ilmu pengetahuan dengan kebutuhan masyarakat.
Rektor Unesa, Nurhasan, yang akrab disapa Cak Hasan, menegaskan bahwa gelar guru besar bukanlah titik akhir perjalanan akademik. Menurutnya, jabatan tersebut justru menjadi titik awal untuk memperluas dampak tridarma perguruan tinggi secara berkelanjutan.
“Guru besar harus mampu menggerakkan transformasi keilmuan dan kelembagaan. Kepakaran yang dimiliki harus hadir sebagai solusi nyata bagi persoalan masyarakat dan bangsa,” ujarnya.
Cak Hasan menekankan lima peran utama yang harus dijalankan guru besar di Unesa. Pertama, sebagai navigator riset dan inovasi yang memastikan arah penelitian relevan, strategis, dan berdampak. Riset, lanjutnya, tidak boleh berhenti pada publikasi semata, tetapi harus menghasilkan nilai tambah bagi peradaban.
Kedua, guru besar berperan sebagai mercusuar ilmu pengetahuan di tengah derasnya arus informasi. Dalam situasi ruang publik yang kerap dipenuhi disinformasi, suara akademisi harus menjadi rujukan yang menenangkan sekaligus mencerahkan.
“Profesor harus hadir sebagai penjaga etika dan kompas moral masyarakat,” tegasnya.
Peran ketiga adalah sebagai diplomat sains yang menghubungkan kampus dengan dunia industri dan jejaring global. Melalui kolaborasi internasional dan hilirisasi riset, ilmu pengetahuan diharapkan memiliki daya saing dan kontribusi nyata di tingkat dunia.
Keempat, guru besar diharapkan menjadi kurator talenta yang mampu menyiapkan mahasiswa sebagai ilmuwan, pendidik, dan agen perubahan masa depan. Kelima, mereka berperan sebagai orkestrator peradaban yang menggerakkan kemajuan sosial, budaya, dan teknologi melalui bidang kepakarannya masing-masing.
“Intinya, guru besar harus menjadi lokomotif transformasi Unesa menuju universitas kelas dunia yang berdampak,” tandas Cak Hasan.
Sejalan dengan visi tersebut, Unesa menargetkan penambahan sekitar 30 guru besar baru pada tahun mendatang melalui program pendampingan, persiapan akademik, serta dukungan pendanaan yang berkelanjutan.
Adapun 11 guru besar yang dikukuhkan pada periode Desember 2025 berasal dari berbagai fakultas dan disiplin ilmu, mulai dari ekologi laut dan pesisir, rekayasa struktur beton, kimia material nano, hingga pragmasintaksis dan kajian budaya Jawa Timur. Keberagaman kepakaran ini diharapkan memperkuat posisi Unesa sebagai “Rumah Para Juara” dalam pengembangan ilmu pengetahuan multidisipliner.
Dengan bertambahnya jajaran guru besar, Unesa optimistis mampu mempercepat transformasi akademik, meningkatkan kontribusi riset, serta memperluas pengabdian kepada masyarakat di tingkat nasional maupun global.