SURABAYA, Lenzanasional – Abdurrohman (67), seorang jemaah calon haji tuna netra dari Kabupaten Pasuruan merasa sangat bersyukur, karena tahun ini dia bersama istrinya mendapat panggilan untuk menjadi tamu Allah ke Baitullah.
“Alhamdulilllah, tahun ini saya dan istri bisa menunaikan kewajiban rukun Islam ke-5, berhaji ke tanah suci,” kata Abdurrohman di Asrama Haji Sukolilo Surabaya.
Sebelumnya, Abdurrohman tidak menyangka jika dia berangkat haji dalam kondisi menjadi tuna netra.
“Pertama kali daftar haji dulu, tahun 2011, penglihatan saya masih normal, namun sekitar 8 tahun lalu saya tidak bisa melihat karena sakit glaucoma,” ujar Abdurrohman.
Meskipun dalam kondisi tidak bisa melihat, Abdurrahman tetap bersemangat dalam mempersiapkan kondisi fisiknya jelang berangkat haji.
“Setiap pagi saya jalan kaki tanpa menggunakan alas di depan rumah saya,” imbuh Abdurrohman.
Bapak empat anak ini juga yakin semua yang terjadi dalam hidupnya adalah atas izin Allah SWT.
“Dalam kondisi tidak bisa melihat, Allah SWT masih memberikan saya kemampuan untuk datang ke Madinah dan Mekkah. Suatu hal yang luar biasa bagi saya,” tuturnya.
Warga Desa Mulyorejo, Kecamatan Kraton, Pasuruan ini menjelaskan, jika dia bisa mendaftar haji dari hasil tabungan berjualan kacang oven.
“Kebetulan, dirumah saya membuat cemilan kacang oven. Waktu masih sehat dulu, saya jual keliling pakai sepeda motor dan ditittipkan ke toko-toko,” kenangnya.
Dari penghasilannya itu, dia sisihkan sedikit demi sedikit untuk bisa mendaftar haji. Setelah dia tidak bisa melihat, Abdurrahman tidak bisa lagi berjualan keliling.
“Anak saya yang melanjutkan usaha saya,” ujar pria ramah ini.
Meskipun sudah tidak bisa melihat lagi, akan tetapi ada suatu waktu khususnya malam hari, dia bisa melihat meskipun samar.
“Kalau saya bangun shalat malam, kadang saya bisa melihat air, gayung, ketika saya berwudlu,” cerita kakek dari 12 cucu ini.
Dari situ, dia berharap semoga dia masih diberi kesembuhan untuk sakit glaukomanya.
“Sekarang kalau jalan, saya harus dituntun. Alhamdulillah berangkat haji ini ada istri yang menemani,” ungkapnya.
Setelah menanti selama 13 tahun, pada 2024 ini Abdurrahman bisa berangkat haji dan tergabung dengan kloter 31.
Ketika di tanah suci nanti, Abdurrohman akan berdoa untuk kesehatan dan keselamatan keluarganya.
Sementara itu, Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Pasuruan, Syaikhul Hadi yang mendampingi Abdurrohman, menjelaskan Abdurrohman dan istrinya adalah jemaah haji regular.
“Jemaah haji regular berarti kuota haji diambilkan sesuai urutan porsi,” jelas Syaikhul Hadi yang berharap Abdurrohman dan istrinya menjadi haji mabrur. (R1F)